Beranda Opini Kemanusiaan dalam Aplikasi Taawun

Kemanusiaan dalam Aplikasi Taawun

262
0

Oleh Masud HMN

Melayu Pos Indonesia – Sangat interest membaca tulisan A. Mukti dalam satu tulisannya yang berjudul Kemanusiaan Telah Mati’. Ia menunjukkan indikasi indikasi bahwa yang lengkap menopang pendapatnya itu.Hingga kita menjadi paham pernyataan tersebut.

Opini dari Abdul Mukti sekretaris Jenderal Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah kini merasa resah dengan pernyataan itu, ia torehkan di Surat Kabar Media Indonesia edisi 23 Januari 1023 (?). Kita dapat dimengerti karena ajaran kemanusiaan adalah penting dalam masyarakat kita.

Aplikasi taawun atau mengetengahkan tolong menolong dalam kehidupan masyarakat itulah yang menjadi persoalan. Mengedepankan rasa peduli antar sesama. Mau tolong menolong,
Bukankah salah satu sila simbul dari falsafah Negara kita Pancasila. Jika kemanusiaan sempat hilang, apakah yang akan terjadi . Sudah tentu tidak baik.

News Post : Umatan Wahidah Dalam Perspektif Kesatuan Bangsa 

Dalam kaitan ini menarik juga perbedaan pendapat Sukarno Presiden Republik Indoneia dengan Mohamad Hatta tentang komunis . Oleh Sukarno dikatakan bisa masuk Indonesia bersatu. Tapi bung Hatta tidak. Ungkapan persatuan menurut Sukarno adalah semua, termasuk komunis. Maksud persatuan disitu menurut Sukarno untuk semua, tetapi Mohamad Hatta hanya yang setuju Pancasila.

Sila pertamanya adalah ketuhanan maha esa. Maksudnya beriman kepada Tuhan. Yang lain tidak, dan komunis tidak percaya kepada Tuhan. Dengan demikian pikiran Hatta adalah persatuan Indonesia bagi mereka yang mengaku percaya kepada ajaran agama.

Selanjutnya pendapat dari Fakhri Hamzah mencoba menklearkan hal ini. Kata sah dan halal berbasiskan pada agama (wahyu). Sementara legal adalah dari pendapat akal universal. Jadi sah dan halal ada dalam ungkapan agama saja.

Penulis pun berpendapat sama dengan Fakhri Hamzah. Kita keliru karena mencampurkan dasar nya pengambilan kata itu. Kita harus nya kembalikan kebasis ungkapan itu berasal.

Maka munculnya huru hara adalah akibat kita tidak pedulikan hal itu, Kini marilah kita semua untuk merujuk kepada falsafah dan ungkapan yang telah ada. Semoga kita berhasil dan sukses mengaplikasikan persatuan dengan taawun, konsep beriman dan kemanusian !

Jakarta 4 September 2024
Dr Masud HMN Dosen Univ Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA) Jakarta

Baca Juga :

Berpikir Berkemajuan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini