Beranda Opini Kerisaun Buya Anwar Abbas

Kerisaun Buya Anwar Abbas

574
0

Oleh Masud HMN

Melayu Pos – Jika menjelang tutup tahun di samakan dengan tutup buku bisnis akhir tahun maka lazim ada evaluasi. Esensinya adalah menemukan apa titik lemah bisnis tahun berjalan yang merisaukan. Kemudian mengatasi kelemahan yang terjadi.

Judul tulisan ini mengangkat Kerisauan Buya Anwar Abbas yang tidak lain hal jadi kepikiran yang terkaandung dari besaran problem umat. kini. Kita mengenal Buya Anwar Abbas wakil ketua umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), yang malang melintang di lembaga tesebut selama lebih sepuluh tahun.

Anwar Abbas’s Anxiety agaknya dapat juga dipakai menterjemahkan “kepikiran” yang melanda ketua pimpinan Pusat Muhammadiyah tersebut. Ini menyisihkan kata comportable (ke sesuain) concern (prihatin) dan restlessness (gangguan).

Serupa halnya masa Presidem BJ Habibie juga mengidap kegelisahan tekhnologi yaitu menyadari bangsa Indonesia yang kaya bahan baku yang tak belum diolah. Sehingga harganya murah. Tapi bila diolah sekilo besi mentah, harganya murah kalau bila diolah jadi pesawat terbang, mahal.

Singkat kata ada kegilsahan ekonomi. Ada kegelisahan teknologi. Yang jadi kepikiran.
Ya, samalah.. Saat Buya Anwar Abbas mengangkat kerisauanya terkait dengan kesenjangan terjal ekonomi umat. Dengan menyertai ratio gini lewat akurasi data dihadapan Kongres Ekonomi Umat Islam yang diadakan MUI kita tersentak. Terkejut terhadap gambaran fenomena menyedihkan hati itu.

Bukan tanpa alasan Buya Anwar Abbas membeberkan kerisauannya. Doktor Ekonomi alumni Universitas Islam negeri Ciputat Jakarta beberapa kali pada tempat dan waktu berbeda menyampaikan pikiran yang serupa berwawasan keumatan tersebut., Ia menunjukkan pembelaanya.

Sepanjang catatan kita, ada tiga kerisauan yaitu
Pertama, kerisauan soal kesenjangan ekonomi yang terjal. Dimana penduduk yang kaya menguasai lahan sumber ekonomi ketimbang orang miskin yang jumlahnya besar.

Kedua, kerisauan soal terorisme dengan mengangkat penyitaan kotak amal sebagai sumber pendanaan terorisme, dibandingkan terorisme KKB di Papua.
Ketiga, kerisauan Soal radilkalisme aparatur Negara ketimbang Kolusi, korupsi dan nepotisme (KKN).

Semua unsur diatas yaitu ketimpanagan ekonomi, kerisauan penanganan terorisme dan soal radiaklisme aparatur sipil dan KKN, temuan yang membuat risaunya Anwar Abbas amat logis. Kita salut.

Kerisauan dan logika ketimpangan, radikalisme proporsional dan KKN dari Wakil Ketua umum MUI mestilah kita dukung. Mengabaikan, atau membiarkan adalah keteledoran besar. Karena cukup beralasan dengan kebenaran yang logik
Rasa rasanya kita sampai kepada simpulan umat harus dibela dengan berdasarkan kebenaran yang logic Bukanya memanipulasi dengan alasan yang mengada ada.. Tetapi dalam resah inteletual jadi kepikiran serius . Semoga !

Jakarta 17 Desember 2021
*) Masud HMN adalah Dpktor Dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Prof Dr Ha\mka (UHAMKA) Jakarta. email masud.riau@gmail.com

Baca Juga :

Dugaan Korupsi Dana Desa (DD) Kepala Kampung Kibang Pancing Kec. Menggala Timur Kab. Tulang Bawang Resmi Dilaporkan Ke Inspektorat

Baca Juga :

Santri Masuk AKPOL

Baca Juga :

Polres Tanjabtimur Tinjau Vaksinasi Dosis 1 dan 2 Di Kecamatan Rantau Rasau

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini