Oleh Masud HMN
Melayu Pos Indonesia – Pemikiran yang luas dan mendalam amatlah diperlukan manusia. Sebabnya pemikiran akan memawas kesejahteraan dan kemajuan. Filsafat berfungsi membimbing manusia untuk mencapai kecerahan dan kemajuan.
Adakah filsafat mencerahkan dan memajukan masyarakat ?
Ataukah hanya digadang gadang untuk canggih dalam berpikir. Hingga berarti jika sudah ilmu dan berfilsafat menjadi berpikir berbobot canggih.
Ternyata ada, sebab tujuan utama kita adalah ilmu untuk memajukan masyarkat. Menjadikan berpikir meluas dan mendalam . Hingga ilmu semakin lama makin bertumbuh dan maju. Dalam bukunya Inkopat Discavery, Rene Descartes filosof kelahiran Perancis 14 April 1747 meninggal 27 Juli 1938 itu, membukukan filsafatnya di terbitkan di Britain Inggris sangat berarti dan pikiran Rene Descartes banyak dirujuk. Bagi mereka yang studi filsafat pikiran nya itu dimulai dengan filsafat Ontologi.
Ontologi berasal dari bahasa Junani , yaitu ontos berarti ilmu dan logos berarti masalah. Jadi ilmu tentang masaalah.Maka diambil oleh para studi filsafat sebagai ilmu tentang masaalah.
Lalu kemudian Imanuel Kant dari Jerman menambahkan filsafat Epistemologi ( 22 April- 1724 – 12 Februari 1804 ) Artinya ilmu dengan metode yang bersamaan dengan itu muncul pula Paul Satre ( 21 Jun 1905 – 15 April 1980 ) dari Perancis dengan membawa filsafatnya aksiologis, ilmu tentang nilai.
Maka sekarang ilmu yang studi tentang filsafat berkembang. Yaitu dari ilmu dengan konsep ontology, bertambah dengan epistemologi dan aksiologi. Dari tiga cabang studi inilah berkembangnya studi ilmu filsafat.
Namun jangan kita lupakan, bahwa filsafat menyumbang kepada perkembangan ilmu lainnya Yaitu yang ciri ilmu filsafat tidak stop dalam perkembangan. Ilmu untuk apa ? Pertanyaan tidak berhenti.
Pada kajian ilmu bila soal sudah terjawab ilmu berhenti, Kalau sudah ada jawaban stop. Misalnya kenapa rambut berwarna hitam. Tapi filsafat tidak stop di situ lalu bertanya lagi kenapa dan seterusnya, pertanyaan spekulatif (Lihat Pengantar Filsafat, Jujun Sumantri, 1980, Bandung ) Dengan pertanyaan itulah ilmu berkembang lantaran ditantang oleh pertanyaan.
News Post : Berpirau Dalam Perjuangan Politik
Filsafat Imanuel Kannt berdasar pada epistemologi. Bahwa ilmu kebenaran mest berdasar kan metode. Contoh mengenai pil kina untuk penyakit malaria, mesti disebutkan dair metodenya.Yaitu kebenaran yang diperoleh dari metode laboratorium.
Ia menyodorkan filsafat etika teori nilai. Kajiannya tentang manfaat sesuatu untuk siapa. Kajian filsafatnya berkembang sebagai filsafat ketimuran yaitu orientalis Filosofinya.
Kemudian aksi logis filsafat yang di bawa oleh Paul Satre ahli filosofi kelahiran Perancis.
Nama filsafat yang dikembangkan Eksistensi Humanis Yang ditulisnya dalam bukunya Eksistensialisme is a Humanis. Alam pikirannya sukses sehingga ia mendapatkan hadiah Nobel pada tahun 1923.
Demikianlah urgensi berpikir dalam mencapai kemajuan. Dunia filsafat adalah dunia ilmu Karena itu perl bagi kita semua. Sesuai dengan ajaran agama.
Apakah sanma orang yang berilmu dengan orang tidak mengetahui. Sesungguhnya orang yang dapat dapat pelajaran adalah orang berilmu (Surah Azzumar 399) . Ayat ini didukung oleh hadist yang mengatakan sebagai berikut :
“Kalau kamu ingin berbahagia di dunia hendaklah kamu berilmu, jika kamu ingin bahagia kelak di akhirat hendaki lah berilmu. Jika kmu ingin bahagia di dunia dan akhirat hendaklah berilmu” (Hadist Rawi Ahmad ).
Karena itu mari kita renung kan dan camkan benar dalam hat di laksanakan dalam perbuatan !.
Jakarta 11 Juli 2024
Doktor Masud HMN Dosen Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA) Jakarta
Baca Juga :