Oleh Masud HMN
Melayu Pos – Orang mengenal Abdul Mukti dia sekretaris Jenderal (sekjen) pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah. Seorang muda yang berpretasi intelektual mumpuni. Hal demikian disebut relatif muda, lantaran pada usia 52 tahun ia sudah menyandang profesor (prof) Gelar guru besar bidang pendidikan Islam. Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Kebijakan tersebut merupakan pilihan menempatkannya menjadi jadi guru besar mulai juli 2020.
Berdasarkan Surat Keputusan (SK) Mendiknas no 6776/MPK/KP1/2020. Memang disitu tempat ia mengajar ‘Nilai poin yang diperoleh nya jadi Professor 1054,54 Pada hal yang lazim bagi Guru Besar adalah seribu poin Berlaku mulai sejak tanggal 4 Juli 2020. Selain Guru Besar ia juga menjabat sebagai Kepala Standar Mutu Nilai Pendidikan Nasional (SMPN) yang ia jabat hingga sekarang.
Studi di Universitas Islam Negeri (UIN) Wali Songo semarang selanjutnya Magister atau S2 di luar Negeri Sebelumnya ia tinggal di Semarang Jawa Tengah.
Abdul MUkti kelahiran Kudus Jawa Tengah, 2 September 1968 Mengecap pendidikan S1 dan melanjutkan S2 di Unversitas Finder Of Australia. Gelar doctor atau S3 diperolehnya di Universitas Islam Negeri (UIN) J Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penampilan yang sederhana dan aktif itu Abdul Mukti amat komunikatif sekali. Dengan segala tingkatan orang, Bahasa yang sederhana menjadikan aura lembut dan penuh humanistik jadi profil yang khas pada Abdul Mukti. Di Bidang politik birokrasi Mukti sempat ditawari menjabat wakil Menteri Pendidikan Nasional dan ia menolaknya, Lantaran ia lebih suka independen tidak terikat dalam menyatakan pendapat.
Kelihatannya Abdul Mukti berpenampilan intelektual muda yang andal. Bidang politik pragmatis transformatif. Sesuai dengan policy Muhammadiyah yang kurang suka frontal dengan kekuasaan. Yang sabar dan bekerja keras.
Misalnya hal ini mendapat kritikan dari Kalangan muda, yang mau blak – blakan dengan kekuasaan. Hasilnya menjadi oposisi terhadap kekuasaan atau pemerintah Menjadi kontra produktif. Kelihatan itu pada sistim pemilihan umum yang proposional tertutup dan proposional terbuka. Muhammadiyah dia Abdul Mukti sebagai Sekjen Muhamadiyah memilih proporsional tertutup Yaitu yang berlaku selama ini.
News Post : Empat Nilai Universal Ajaran Islam
Bagi sang sekretaris Jenderal hal demikian identik. Sistim tertutup ditentukan oleh ketua suara terbanyak dan terbuka ditentukan oleh suara terbanyak jua. Artinya sama dan esensinya tidaklah berbeda.
Penulis memandang sama dengan Abdul Mukti yang memihak kepada sistim pemilihan umum yang ada, dimana pemilihan Presiden ditentukan oleh Ketua umum partai. Ketimbang hanya debat able pemilihan umum system pemilihan Presiden terbuka manfaatnya kurang, sementara banyak hal perlu dan ditangani menunggu kita.
Akhirnya kita mari kita berpikir intelektual dan mumpuni untuk islam berkemajuan masa depan. Kehadiran pak Abdul Mukti menjadi perlu.Berfungsi menjelaskan masalah mana yang harus ditekuni kini dan esok.. Kita berdoa semua berjalan sukses !
Jakarta 4 Maret 2023
*) Masud HMN adalah Doktor Dosen Universitas Muhammadiyah Prof Dr. Hamka (UHAMKA) Jakarta
Baca Juga :