Beranda Opini Perspektif Ilmu Kalam

Perspektif Ilmu Kalam

320
0

Oleh Masud HMN

Melayu Pos Indonesia – Ilmu Kalam adalah studi yang mempelajari keesaan Tuhan dari perspektif Tauhid. Antara lain bagai memahami mana keberadaan pencipta alam. Di Ruang lingkup sifat dan zat dari yang maha pencipta dimaksud.

Secara etimologi asal kata ilmu kalam berasal dari kata kalam berarti pernyataan. Bermakna ilmu yang berasal dari ucapan. Kalam syekh Abu Darda, kalam ustadz Hasan Basri al Basri dana semacamnya.

Lalu dalam terminology dimaknakan ilmu kalam itu dalam wujudnya pada kehidupan sehari hari. Telaah yang jelas dalam memahami Tauhid. Perspektif Tauhid dalam wawasan keesaan Allah.

Terdapat lah tokoh pemikir yang menjelaskan hal tersebut. Seperti Hasan Basri Al Basri yang hidup pada era Tabiin atau awal ke 10 Masehi dan tokoh lain lain.

Maksudnya mereka menyampaikan tentang agama dan penjelasan pahamnya. Mereka itu adalah ilmuwan dalam bidang ilmu Kalam
Sebagai mana kita ketahui paling tidak ada 4 hal yang menjadi focus telaahnya yaitu:

Pertama Ilmu syariat, berkenaan dengan bagai mana ilmu syariat dalam praktek. Bagaimana pengejawantahannya dalam agama ditampilkan pada kehidupan sehari hari.
Kedua Ilmu tharikat, Menyangkut soal metode dan cara memahami.
Ketiga ilmu hakikat dengan telaah atau studi berkaitan dengan kajian inti permasalahan
Keempat. ilmu makrifat berkaitan keyakinan dan pengejawantahannya.
Keempat Ruang lingkup kajian itu bermuara kepada memahami Zat dan sifatnya keesaan Tuhan. Ada ahli imu pengetahuan yang mengidentikkan ilmu kalam dengan ilmu Tauhid. Lantaran fokus telaahnya banyak kepada bidang kajian Tauhid (ilmu dalam mengesakan Tuhan).

Memang kajian ilmu kalam sangat luas dan mendalam seperti kita sebutkan empat bidang ilmu diatas. Kesemuanya memerlukan keriusan dan ketekunan. Gara ilmu itu menjadi mantap dan berguna.

Mengapa demikian ? Lihatlah contoh bagaimana memahami ilmu syariat tak bisa dilihat tampilan fakta semata. Perlu pemahaman berkait dengan bagai mana dilaksanakan tak hanya kulit kulitnya saja. Begitu juga ilmu yang lain.

Bagaimana contoh yang hanya kulit kulitnya saja, Ilmu tidak mendalam, Contohnya puasa bukanlah sekadar lapar saja. Tak makan dan tak minum saja. Tujuan puasa utamanya adalah bertaqwa kepada Allah.

Dengan demikian perlu pendalaman dan kesungguhan. Mendalami dan memperteguh keyakinan adalah tujuan utama telaah kajian ilmu kalam. Keberhasilan telaah ilmu kalam sama dengan keberhasilan meyakini dan memahami aam pada umumnya. Semoga !

Doktor Masud HMN adalah Dosen Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA) Jakarta.

Baca Juga :

Babakan Pada Sejarah

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini