Masud HMN
Melayu Pos – Terjadi kesibukan menjelaskan Islam Nusantara belakangan ini dihubugngkan dengan konsep Islam Kaffah kian menjadi jadi saja. Ada yang berpandangan Islam Nusantara tidak kaffah artinya tidak murni dalam konsep islam malahan terbawa oleh konsep yang lain.
Padahal perdebatan dan perbedaan itu menghabiskan energi dan tenaga yang banyak. Sementara hal lain seperti kemiskinan dan kebodohan dibiarkan. Kita memerlukan Intelektual mumpuni. Banyak yang lebih mendesak urgent lainnya.
Seperti menghububungkan intelektual mumpuni dengan pendidikan berkualitas penting jadi tujuan. Tiap Negara menyadari hal itu dalam system pendidikannya. Yang bertujuan agar menjadi bangsa unggul.
Meminjam kata dari Ahmad Syafii Maarif almarhum, yang mantan ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah pendidikan harus cerdas.
Artinya pendidikan yang menjadikan mumpuni dalam intekletual Paham akan problem realitas
Dia termasuk tak tidak suka dengan ketidak mengertian. Ia menunjukkan kegelisahan kalau tidak mengerti akan persoalan dan bicara mencla mencle kesana kemari. Antahlah yuang. desis Syafii Marrif dengan kegeisahannya dalam bahasa kampungnya menandakcan ia resah..
Agaknya keresahan jadi menarik bila dihubungkan dengan temuan – temuan Thamsary dalam bukunya The destruction of Destiny (kerusakan pada tujuan) memperlihatkan dengan hal yang disebut cerdas dan memupuni dimaksud, Menunrut Thamsary adalah sebuah kecelakan besar bila tujuan sebuah gagasan dirusakkan Karena kurang pengertian atau kata lain kurang cerdas.
Inilah yang dimisalkan oleh Saidina Ali Ra Yaitu ilmu yang tidak makrifatullah yang hanya nyinyir. Menjadi kebiasaan kelompok tanpa ilmu tiada yang komprehensip menjadi milik kelompok Lebai malang, Demikianlah fenomena sekarang. Hal ini yang menjadi tanggung jawab para intelektual menyelesaikannya. Dalam mencari solusi atau way out yang terbaik.
Kita memperkenalkan Islam yang berkemajuan dalam arti sesuatuu relevant dan perlu. Bukan sibuk tidak menentu tanpa kejelasan. Seperti hal memperdeebatkan Islam Nusantara.
Sekarang banyak persoalan lian yang lebih penting dan urgen adanya. Sekarang lah masanya kita mengarah tentang masalah yang mendasar masalah kemiskinan ekonomi, Bukankah kita ketinggalan memikirkan nya.
Spiritual ekonomi yang terlupakan
Dalam konteks inilah kecderdasn inteltual diperlukan. Menganghentikan debat tak menentu dalam defenisi dan Islam Nusantara. Menhabiskan energi dan tenaga yang banyak, namun out put atau oua come tidak jelas.
Jakarta 5 Oktober 2022
Doktor Masud HMN adalah Dosen pada Paskasarjana Unversitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA) Jakarta
Tonton Juga :
Baca Juga :
Baca Juga :