Oleh Masud HMN *)
Melayu Pos Indonesia – Adakah Islamisasi Ilmu ? Kalau ada bagaimana penjelasannya. Perlu adanya.
Islamisasi ilmu atau tautan Ilmu dan Islam bermula dari pertanyaan apakah ada hubungan Islam dan ilmu pengetahuan Ada yang mengatakan ada, dan ada yang mengatakan tidak. Pada intinya timbul oerdebatan antara yang mengatakan ada dan tidak.
Panjang sekali perdebatannya.Tetapi tidak ada esensi yang signipicant, Apbila simpulan nya ilmu kafir dan ilmu muslim tidak akan membawa benfitas. Apa lagi jika ilmu ekskta itu diklaim sebagai ilmu orang kafir dan ilmu musli ialah ilmu social / Awalnya yang mengatakan ada ilmu hanya satu dan netral. Maksudnya tidak ilmu islam dan ilmu kafir. Seperti menayatakan bom bahan peledak serupa apakah orang islam atau non islam sama saja.
Bila ia ditangan orang kapir dan tangan oang Muslim sama sebagai bahan peledak
Dalam hubungan ini menarik pendapat alm. A. Mukti Ail. Yang mmgatakn tak ada islmisasi ilmu. Karena ilu itu netral. Dimana saja ia berada.
Pendapat ini ditentang oleh Naguib Alatas seorang ilmuwan dari Malaysia. Ia mengatakan dengan pasti ada. Sebab ilmu itu ada dua sekurang kurangnya, yaitu ilmu ekskta dan illmu social. Yang bersifat netral itu adalah iu bidang eksakta yang berbeda dengan ilmu social.
Demikian Naguib Aalatas yang bersikeras dengan pendapatnya yaitu ada islam dalam ilmu. Kalau Ilmu itu Islam maka membawa keselamatan sementara ilmu yang tidak atau jauh dari nilai Islam bias memebuat mudarat.
Oleh karena itu ia menawarkan Isamisasi ilmu pengetahuan. Penulis berpandapat tidak sependapat dengan Naguib Alatas memisahkan ilmu dan islam. Ilmu muslim dan ilmu kafir yang benar adalah ilmu itu satu. Baik Ilmu eksakta dan ilmu social.
Bukankah ada ilmu social scine ? Artinya ilmu sosial itu ilmu ekskta social juga Contohnya ilmu social ilmu psikology dan lain sebagainya.
Perlu pembahasan lebih lanjut
Bagi kita ilmu itu perlu dipelajari baik ilmu eksakta maupun ilmu sosiai, Supaya ilmu itu bermamafat. Kita memperkatikan duni Islam atau orang muslim cenderung mengembangkan ilmu sosial ketimbang ilnu eksskta. Semoga !
Baca juga :
Baca Juga :
Lanjutkan Pemeriksaan Dugaan Penyimpangan Program KOTAKU, Cabjari Tanjab Timur Periksa Fasilitator