Beranda Indonesia News Fatahilah Dan Syafruddin Perwiranegara

Fatahilah Dan Syafruddin Perwiranegara

449
0

Melayu Pos Indonesia – Dua nama nyaris dilupakan dalam blantika dakwah di Jakarta. Fatahilah karena ia dikenal sebagai pendiri Jakarta saja. Bukan sebagai tokoh penggiat dakwah. Begitu saja Syafrudin Perwiranegara, hanya pribadi pejuang pahlawan. Namun kita menemukan catatan dari dua pribadi ini.

Kita awali dengan pernyataan apalah arti sebuah nama sebuah pertanyaan. Bukankah nama hanya simbol. Namun tiada orang senang kalau namanya buruk. Bisa marah kalau seseorang dipanggil dengan orang lain yang artinya jelek.

Kisah demikian terjadi dengan nama satu tokoh ini. yang menyebut namanya dengan panggilan Fatahilah artinya kemenangan, dihubungkan dengan tokohnya perang melawan penguasa Banten. Maka orang Banten menyebutnya Fatahilah.

Lalu ada yang memanggilkan namaya Sunan Gunung Jati dihubunkan dengan Sunan Bonang, Juru Dakwah di Jawa Tengah Juga ada yang memanggilnya dengan Raden Fatah dihubungkan dengan Raja di Banten.
Juga ada yang menyebutnya dengan Falatehan dihubungkan dengan Juara silat di Banten, Jawa Barat. Tapi nama itu baik pemenang, Semua oke, Tokoh dakwah, Raja, dan Juara Semuanya baik.

Yang menarik dari figur ini ia meninggalkan ungkapan yang penting kepada anak dan cucunya yaitu tiga hal :

  1.  mendirikan masjid, Menganjurkan kepada cucunya supaya kelak setelah dia meninggal dunia mendirikan masjid di daerah dimana ia bertampat tinggal.
  2. Petuah beliau adalah bersikaplah taqwa kepada Allah Yaitu bertaat kepada perintah Allah dengan cara menjalaankan perintah Allah serta menjauhi larangannya. Dikerjakan dengan tekun.
  3. Hormat kepada orang tua Mendengarkan ucapannya, Menuruti pengarahan yang diberikannya.

Inilah tiga wasiat penting dari Fatahilah kepada turunnnya. Sehingaga menjadi teladan anak cucunya. Antatra lain, memberi nama kota Jakarta dari Jaya karta menjadi Jakarta yang sekarang sudah 624 tahun.

Demikianlah menurut buku Dakwah Islimyah pada halaman 80 yang dihimpun H. Ramlan Marjonet seorang aktivis dakwah dari kumpulan Khutbah KH Hasan Basri, menceritakan bahwa persoalan dakwah di Jakarta terkait dengan peranan besar dari Fatahilah. Tertutama dengan tiga butir wasiat dari Fatahillah kepada keturunnnya seperti tersebut diatas. Ini sangat berkait dengan dakwah dan fungsi Masjid.

Ramlat Marjonet yang wafat awal berjangkitnya Covid 19 tahum 2020. Sempat mengumpulkan khutbah Jumat KH Hasan Basri (alm) Sebanyak 41 judul yang diterbitkan Media Dakwah Kramat rara 45 Jakarta setebal 205 halaman. Sebuh dokumen sejarah yang berarti.
Bagi Hasan Basri, seperti catatan dihimpun dalam buku tersebut  : tidak ada ormas islam yang memprogamkan pendirian Masijid di Jakarta. Hanya dapat ditemukan Mr Syfruddin Perwiranegara yang masa menjabat jadi Gubernut Bank Indonesia (BI) yang mengambil inisiatif masjid diantara kantor. Ini untuk memudahkan karyawan yang beragama islam untuk sholat Jumat.

Menyusul catatan bekutnya yaitu Hanya dua nama itulah yang ditemukan KH Hasan Basri . Sebab itulah nama tersebut ditempatkan figure yang ikut dalam mendirikan rumah ibadah di Jakarta untuk dikantor, Artinya yang awal.

Pada belakangan sudah banyak yang ikut berperanan diatas. Kita temukan dua figure yang penting. Maksudnya yang mengawali perkembangnya rumah ibadah (masjid) di Jakarta. Dari sinilah dakwah Islam melalui masjid di Jakarta.

Dua figur itu yang berperan menjadikan Jakarta kita Masjid. Pertama yaitu Fathilah sebagai pendiri kota Jakarta dengan tiga wasaiatny Yaitu, mendirikan masjid, sementara, menghormati orang tua. Kedua Syafruddin Perwiranegara sebagai Gubernur BI menjadikan Masjid dikantor bagi Jemaah Muslim untuk sholat Jumat Kedua nama itu patit kita kenang. Wallahu aklam bissawab.

Jakarta 28 Februari 2022
*) Nasud adalah Doktor Dosen Paskarsarjana Umiversitas Muhammadiyah Prod Dr Hamka (UHAMKA) Jakarta,

Email : masud.riau@gmail.com

Baca Juga :

 

Baca Juga :

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini