Beranda Indonesia News Masyarakat Rantau Karya Tagih Janji Normalisasi Kanal dari CSR PT WKS

Masyarakat Rantau Karya Tagih Janji Normalisasi Kanal dari CSR PT WKS

146
0
Tanjabtim, Melayuposindonesia.com – Masyarakat Desa Rantau Karya, Kecamatan Geragai, menagih janji PT Wira Karya Sakti (WKS) terkait normalisasi kanal primer sepanjang 5 kilometer yang telah dijanjikan sejak Agustus 2025. Hingga akhir September, realisasi tersebut tak kunjung dilakukan, sementara semak belukar masih tumbuh subur di sepanjang aliran kanal.

Tokoh Masyarakat, Mulai dari Ketua RT Hingga BPD Desa Rantau Karya pada Musrenbang RKPDes Tahun 2026 bertempat di aula Kantor Desa setempat senin ( 22/9/26 ) menyampaikan bahwa masyarakat sebelumnya telah mengajukan permintaan pembersihan kanal dari SK 0 hingga SK 7. Namun, PT WKS hanya menyanggupi pengerjaan sepanjang 5 kilometer.
News Post : Prioritaskan Infrastruktur dan Normalisasi DU RKPD Pada Musrenbang Penyusunan RKPDes Rantau Karya Tahun 2026 
“Janjinya Agustus 2025 akan dimulai, dengan alat berat diturunkan untuk pembersihan. Tapi sekarang sudah akhir September, tidak ada realisasi dari pihak WKS,” ungkap warga tersebut dengan nada kecewa.
Kepala Desa Rantau Karya, Agus, membenarkan pernyataan warganya. Ia mengatakan bahwa persetujuan PT WKS melalui Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan terhadap rencana normalisasi itu sudah dituangkan dalam berita acara kesepakatan pada tahun 2024 dan akan dikerjakan pada Agustus tahun 2025 namun sampai saat ini belum terealisasi.” ujar Kades. Padahal kesepakatan itu jelas yang diketahui oleh Camat, Dinas PUPR kabupaten Tanjung Jabung Timur, PUPR propinsi Jambi, pihak BWSS dan pihak Perusahaan (WKS) karena primer yang ada di daerah rantau karya ini, itu menjadi tanggung jawab pihak PT WKS.’ papar Kades kepada awak media diruang kerjanya usai kegiatan Musdes penetapan RKPDesa.
News Post : IWO dan Kementerian Hukum RI Hadiri Sidang Gugatan HKI di PN Medan 
“Warga sangat berharap pekerjaan ini segera dimulai, karena sekarang sudah masuk musim penghujan,” jelas Agus.
Ia juga menekankan bahwa keberadaan kanal primer itu sangat vital sebagai jalur transportasi warga, khususnya untuk mengangkut hasil kebun saat musim hujan.
“Pembersihan ini tidak bisa dilakukan manual atau gotong royong. Hanya bisa dengan excavator karena semaknya sudah terlalu lebat,” tegasnya.
Normalisasi kanal ini menjadi kebutuhan mendesak mengingat fungsinya selain antisipasi banjir dan untuk meningkatkan hasil produksi pertanian masyarakat.” ungkap Kades. (Ramzi)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini