Tanjabtimur, Melayuposindonesia.com – Gelombang pasang laut yang tinggi menyebabkan abrasi parah di Desa Kuala Simbur, Kecamatan Muara Sabak Timur, Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Akibatnya, beberapa rumah warga harus direlokasi. Kejadian ini bukanlah yang pertama kali terjadi dan masyarakat semakin khawatir dengan pergeseran garis pantai yang terus berlanjut.
Ari S, seorang penggiat lingkungan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, menyayangkan kurangnya perhatian dari Pemerintah Daerah terkait bencana ini. Menurutnya, Pemda seharusnya sudah memiliki database wilayah rawan abrasi dan mengambil langkah konkret untuk mencegah dampak yang lebih luas.
“Seharusnya Litbangda dan BPBD melakukan kajian tentang bagaimana mengatasi abrasi yang sudah sangat memprihatinkan. Tentu ini menjadi pekerjaan rumah bagi Bupati terpilih, Dillah Hich dan Muslimin Tanja, agar ada solusi nyata, bukan sekadar bantuan sementara bagi warga terdampak,” tegas Ari.
Dari pantauan di lokasi Minggu 16 Februari 2025, abrasi telah mencapai 500 meter ke daratan. Bahkan, lahan yang tergerus laut diketahui memiliki Sertifikat Hak Milik (SHM), namun kini sudah tenggelam. Puluhan kepala keluarga (KK) terdampak pun terpaksa mengungsi ke perumahan nelayan yang merupakan program pemerintah pusat.
News Post : Daftar Wali Kota dan Bupati di Provinsi Kalimantan Tengah yang Dilantik 20 Februari, Ada 13 Pasangan
Ari S berharap ada tindakan nyata dari pemerintah, tidak hanya sekadar bantuan darurat, tetapi juga upaya serius untuk menghentikan abrasi yang terus terjadi. Jika tidak segera ditangani, dikhawatirkan lebih banyak warga kehilangan tempat tinggal dan mata pencaharian mereka.
Pantauan dari kejauhan kelihatan sisa sisa tiang rumah warga, bahkan Kades Kuala Simbur, Juhaifah menceritakan, itu dulunya bekas gudang penampungan hasil nelayan yang memiliki 30 orang tenaga kerja,” ujarnya. (Ramzi)