Beranda Opini Seni Religius Dalam Lagu

Seni Religius Dalam Lagu

229
0

Oleh Masud HMN

Melayu Pos Indonesia – Rasanya kini kurang seni yang bernafaskan agama. Sebagai contoh seni nyanyi seni religius amat langka. Pada hal kebudayan memerlukan esensi religi.

Dalam kaitan itu, kita kutip Rais Yatim seorang tokoh Malaysia berpendapat Budi sebagai Dasar kebudayaan. Dari unsur itu muncullah pelbagai bentuk budaya, sejak dari bahasa, musik, yang bermuatan keindahan dan kehalusan. Kehalusan budi tercermin dalam kata. Demikian Rais Yatim. Mungkinkah kata kata kasar membawa perasaan yang halus ? (Budi Asas Tamadun. 2022).

Perasaan yang halus selalu disimbolkan tata krama perasaan halus. Inilah yang tidak banyak dipahami sehingga diabaikan begitu saja. Suasana menjadi kering, dan seni tidak dipergunakan sebagai penghalus suasana.
Di Dunia kini begitu lain kondisinya. Seni makin tak dipedulikan. Bahkan seni menjadi tersingkir haram. Islam dikondisikan jauh dar masyarakat dan tak ramah dengan seni.

Berlawanan dengan zaman dulu seni akrab lingkungan. Masih segar dalam ingatan budaya “piring hitam” . Yang penuh dengan suara sendu dan halus nyanyi Umi Kulsum. Penyanyi wanita Arab itu amat kesohor di dunia musik. Membawa nuansa Islami yang melankolis namun berkesan dalam kalbu mendalam. Ia hadir dalam piringan hitam dengan suara yang penuh religi.

Biladi adalah lagu kebangsaan Mesir diambil dari karangan dan suara Umi Kalsum. Presiden Mesir Anwar Sadat menetapkan lagu itu. lagu Biladi yang bermakna Tanah Airku. Indonesia punya seorang penyair bernama Taufik Ismail (89). Lahir 25 Juli 1935 di Bukit tinggi dari pasangan Profesor dan Ulama Ghafar Ismail dan Isterinya bernama Esiyati Yatim . Ia muncul dari seni sastra beraliran Realisme.

News Post : Koalisi Calon Gubernur Jakarta 

Engkau dekat aku dekat” Adalah melambangkan kedekatan manusia dengan Tuhan. Nyanyi Bimbo itu hasil gubahan kata Taufik Ismail. juga lagu penyanyi lain. Bergelar Datuk Panji Alam Khalifatullah. Alumni pendidikan Dokter hewan di Universitas Indonesia (UI. Ia juga menjadi konsultan bahasa Dewan bahasa.

Dengan dua puisinya yang terkenal yaitu “Kembalikan Indonesia padaku” dan “Aku (malu) jadi orang Indonesia“. Taufik sebagai penulis puisi angkatan 66 tekun membaca dan banyak penghargaan diraihnya.

Demikianlah Taufik Ismail yang kita perlu teladani. Pernah mendapat penghargaan Pemerintah Indonesia juga Pemerintah Australia di bidang puisi. Semoga Taufik Ismail panjang umur.

Jakarta 24 Juni 2024

Baca Juga :

Pacu Jalur : Belajar Pada Kenyataan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini