Oleh Masud HMN
Melayu Pos Indonesia – Kegalauan atau frustasi adalah gejala kejiwaan yang terombang ambing . Tidak menentu kemana mau pergi. Mengikut atau terbawa arus arus deras kemana mengalir.
Frustasi berpotensi menghaadang. Lantaran final perhitungan pemilihan umum belum tiba. Terjadi galau siapa yang menjadi pemenang.
Kemana angin berembus, kesanalah pohon pimping merunduk. Ungkapan ini berasal dari buku Sosiologi korupsi karangan intelektual Malaysia terkenaI Nagib Alatas seorang yang
menidentikkan korupsi dengan angin berembus. Mempengaruhi siapa saja
Dalam istilah ilmu psikologi dinamakan spilit personality. Kepribadian yang pecah hilang kepribadian biasa. Lalu menjadi kepribadian pasar (market) personality. Gejala ini berbahaya karena tidak dapat dipercaya. Oportunis menghalalkan segala cara. Dengan cara apa saja untuk mencapai tujuan.
Hal ini dipertegas oleh almarhum Prof Sumantri Guru Besar pada ilmu psikologi Universitas Pajajaran (Unpad) Bandung Bahwa market personality itu adalah kepribadian sakit. Karena tidak dapat tidak dipercaya. Kepribadian yang labil dan tidak mantap.
Demikian konsep psikologi seperti di katakan menurut Prof Sumantri guru Besar etika social UNPAD Bandung . Artinya kepribadian yang market personality itu . Yang sulit dipercaya karena sering berubah ubah menurut keadaan.
Kita ketahui konsep personality kepribadian sekurang kurangnya terdiri dari faktor tertentu. Antara lain adalah
- Motivasi atau niat
- Adanya faktor Intelektual
- Behavior bawaan seseorang
- Skill seseorang (keterampilan )
- Factor Attitude sikap bawaan seseorang
Ini antara lain factor yang menjadi hal yang mempengaruhi kepribadian yang kita kutip dari personality marketing. (www.indeedd.com)
Konsep ini adalah terkait dengan kepribadian seseorang. Ia akan membuat kepribadian mantap. Kepribadian yang utuh. Dalam perjalanan politik gejala kepribadian yang mantap atau kepribadian yang utuh ini diperlukan benar adanya, Terutama pemimpin politik harus dapat dipercaya dengan kata lain punya sikap yang jelas. Sehingga orang dibelakang yang jadi pendukungnya merasa tentram dan aman.
Kalau dihubungkan dengan pemimpin
menurut pendapat kita politik sekarang hal inilah yang jadi problem. Alasannya pemimpin tak jelas kebijakan atau policynya. Terjadi kepribadian pemimipin yang tidak utuh.
Dengan demikian kita agaknyah pemimpin kita berkpribadian uyng utuh. Atau berkpriadian labil atau yang market pesonalty (idak utuh). Hingga pendukung kita pun dapat dengan jelas mendukung.
Terhadap hasil pemilu dimana belum selesai perhitungannya pemilihan umum yang akan diumumkan hasilnya memang belum tahu siapa pemenang.Ini potensial menimbulkan frustasi, Jika saja kepribadian tidak utuh.
Hendaknya kegalauan segera hilang. Karena kita masih memerlukan pekerjaan atau progam lain. Semoga !
Doktor Masud HMN adalah Dosen Univ, Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA) Jakarta
Baca Juga :