Beranda Indonesia News Politik Uang Dalam Pemilu

Politik Uang Dalam Pemilu

224
0

Oleh Masud HMN

Melayu Pos Indonesia – Siapa yang terpilih pada pemilihan umum (Pemilu) adalah prestasi yang amat berharga. Menjadi terhormat karena pemilu ada cuma sekali 5 (lima) tahun. Ini hasil pilihan banyak orang.

Tetapi system Pemilu yang bermartabat, damai,bebas tidak terlaksana maka calon pun tidak terpandang partai bahkan sang calon pun bukan prestasi. Pemilu nya yang cacat dan hasil pemilu pun ikut cacat. Calon ikut ternoda bersamaan dengan sistemnya.

Salah satunya “ money politik “ ( politik uang ), Anggota yang terpilih bukan karena integritas si calon tapi karena uang. Dipilih karena dibayar.
Tersebutlah politik uang dalam Pemilu. Menjadi anggota Dewan Legislatif atau Dewan perwakilan Rakyat karena uang. Maka hasil dari Pemilu tidak lagi dapat dibanggakan bermartabat.

Anggota Dewan dilahirkan oleh Pemilu dengan system yang cacat. Pemilu yang demikian jamak terjadi. Tapi masalahnya bagaimana mengeliminasi Pemilu yang tidak berpolitik uang. Sebab kalau begitu, bagai mana jadinya anggota perwakilan tidak terhormat.

Baharudin Murtadi analis politik menyatakan dalam hubungan politik uang dengan partai politik peserta pemilihan. Kata Burhanudin Murtadi lagi hanya 15 percent dari pemilih asal parai politik 85 percent lain adalah orang yang hanya ikut pemilihan umum tidak berpartai politik .

85 percent inilah yang rawan politik uang. Mereka bisa dibeli. Suara nya adalah untuk siapa yang bayar. Mereka yang ikut pemilu secara bebas tidak terikat pada partai tertentu. Jadi hilang lenyap ide pemilu yang bermanfaat, Ada anggota masyarakat tidak peduli pada nilai yang terkandung didalamnya. Di luar negeri pada umunya mereka tergabung dalam partai politik tertentu,. Punya ideology dan pimpinan partai yang andal. Mereka menyumbang dana untuk partai demi suksesnya partai mereka demikian Burhanuddin Murtadi.

News Post : Firli Bahuri Ingin Tidak Di Tahan

Kesimpulan nya adalah pemilih tak penting partai ideologinya apa. Yang penting uangnya. Terpengaruh oleh bagi bagi uang.Tak peduli ideology. Ini yang membentuk masa mengambang (floating mass). Kini floating mass yang terjadi. Karena itu money politik pun menjadi jadi. Sulit untuk tidak terjadi money politik sekarang ini. Siapa yang akan menang adalah partai yang banyak uang atau partai yang banyak duitnya. Kalah kalau tak punya uang meski figurnya bagus.

Kita mau yang pola berpoitik pada massa mengambang itu bukan partai yang akan memenangkan pemilihan umum yang akan datang. Sebaliknya nya idea besar kita adalah partai yang mengusung pemilu bermartabat. Semoga !

Doktor Masud HMN penulis adalah Dosen Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA) Jakarta

Baca Juga :

Benarkah Perdana Menteri Israel Di lengserkan ?

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini