Oleh Masud HMN
Melayu Pos Indonesia – Menjelang pemilihan umum (pemilu) dua bulan lagi terjadi suasana tidak baik. Yaitu pemilihan umum demokrasi yang menjadi azas sedang tidak baik baik saja. Bahkan terjadi mendung Demokrasi.
Seperti dinyatakan oleh mantan Gubernur
Lemhanas Demokrasi dalam susasana
mendung. Legalitas wakil presiden nomor dua
yaitu Gibran Rakabuming Raka. bahwa ada
dalam legalisasi dan legitimate Yaitu sah (di
benarkan) dan diakui diterima public
(legitimated).
Kata Andi Widjayanto Phd (53) , mantan
Gubernur Lemhannas itu Gibran Rakabuming
Raka sah berdasarkan keputusan Mahkamah
Kontitusi (MK), Tapi tidak legitimated (diakui)
oleh public karena keputusan MK itu melawan etika. Ada unsur nepotisme terkait hubungan
family antar ketua MK dengan Gibran. Jadi
keputusan yang cacat hukum.
Seharusnya Gibran tidak sah karena
diputuskan oleh MK yang cacat hukum.Ini lah
yang diistilahkan legal tapi tidak legitimated. Meski demikian Gibran didaftar juga jadi calon wakil presiden Prabowo Sugianto. Demikian menurut Gubernur Lemhanas. Andi Widjayanto Phd (Youtube).
Abraham Samad. Chanel 24 Des, 2023)
Ibu Conie Bakri (59) pengamat intelegensi dan
Militer Indonesia menilai benar demikian.
Menjadi beban bagi Prabowo Sugianto
menjadikan Gibran Rakabumi tersebut
menjadi wakil Presiden, Apa lagi menyandang
nama nepotisme sebagai putra Presiden Joko Widodo.
Demikian pendapat ibu Conie Bakri.
Nampaknya sejalan dengan opini diatas. Yaitu
menganti wakil Presiden Gibran lain.
Masalahnya keputusan yang legal mestinya
legitimate juga. Tapi faktanya tidak demikian.
Keputusan oleh lembaga yang legal tapi
vonisnya tidak legitimated.
Jalan keluarnya adalah Gibran Rakabumi
diganti dengan yang lain. Karena menyangkut
posisi anak presiden, hanya Jokowi Widodo
lah yang turun tangan untuk mengantinya.Itu
lah yang lebib baik. Demikian ibu Conie Bakri
pengamat militer dan intelijens Indonesia
Waktu berjalan terus, namun masalah beum
selesai menurut pendapat Araham Samad
(57) mantan Komite Anti itu Korupsi (KPK)
muncul bayang bayang bahaya, Bahaya itu ialah
kekuatan rakyat people power.Demontrasi
(menginpeachment) Presiden seperti kondisi
tahun l998 turun ke jalan. Menurut pendapat Abraham Samad jika Presiden Joko Widodo yang turun tangan untuk mengganti Gibran Rakabumi adalah lebih elegant dari cara yang lain yang memakan waktu dan besar biayanya, Ia mepertimbangkan waktu sesuai dengan jadwal Komisi Pemilihan umum (KPU) yang
sangat singkat. Inilah saran praktis kata
Abraham Samad.
Sekaranglah lah waktu yang tepat untuk
mengambil keputusan yang tepat. Sebab kalau tidak suasana mendung demokrasi ini diatasi agar tidak sampai jadi hujan guntur dan gledek. Dalam arti pemilu berjalan demokratis dan baik. Masih ada soal hak angket di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Hal ini bisa berujud
kepada impeachment (pemakluzan)
Presiden,Ini menggantung dan ini akan
terjadi kalau yang lain mengalami kemacetan,
Akhirnya marilah kita lihat apa yang akan
terjadi. Suasana yang terbaik menjadikan
Indonesia lebih maju, Itulah doa kita !
Jakarta 24 Desember 2023
*) Doktor Masud HMN adalah dosen
Universitas Muhammadiyah Prof Dr. Hamka
(UHAMKA) Jakarta
Baca Juga :