Oleh Masud HMN
Melayu Pos Indonesia – Rektor Muhammadiyah Jakarta Ma’mun Murod Al Barbasy meski setuju dengan pragmatisme , ia menyampaikan adaptif pada pandangannya terdapat variasi adanya pandangan hidup. Cukup bagus analisanya.
Terutama berpolitik Muhammadiyah disaat pemilihan umum kian mendekat . Ia menulis dalam artikel nya di harian Media Indonesia halaman 6 tanggal 27 September 2023 cukup mencerahkan bagi yang membacanya..Berjudul Klaim politik Ormas Islam dan Pilpres 2024.
Doktor Ma’mun Murod al Barbasy yang Doktor alumni Universitas Indonesia (U) itu menguraikan dengan mengawali konsep pragmatisme’.
Konsep yang menyediakan pandangan hidup mencapai tujuan dengan variasinya, Termasuk yang dipakai organisasi Muhammadiyah dan diluar Muhammadiyah. Penuh keadilan dan tipo selero tetap di jadikan dasar pijakannya . “Tega lorone ora tega prine “ ( tega hasilnya saja tak tega sakitnya) mengutip pepatah kata pepatah Jawa.
Gerakan yang mengacu pada tujuan Islam dan bisa mempersatukan bangsa, Itulah pilihan politik. Muhammadiyah menganut grand strategi dalam beramal makruf nahi mungkar. Begitulah seharusnya.
Hendaknya hal itu dapat dilihat dalam organisasi Muhammadiyah satu diantarnya disebut gerakan. Dalam istilah Jawa Muhammadiyah putih (Salafi) yang dianut Amir Mulkan, Cirinya sangat right dan amat tekstual. Misalnya berpartai harus partai Islam.
Yang kedua adalah gerakan politik yang lebih terbuka dianut antara lain oleh Amin Abdullah dan Fauzan Amar . Partai apa saja asal tujuan nya untuk Islam. Tidak harus partai yang dipimpin tokoh Islam Muhammadiyah kultural
Demikianlah partai politik yang di pandang oleh kaca mata Muhammadiyah yang amat penting adalah tujuannya yaaitu sejalan tujuan Muhammadiyah.
Karena itu jangan heran kalau ada tokoh Muhammadiyah ada yang menjadi pengurus partai PDIP (partai demokrasi Indonesia perjuangan. Bahkan ketua umum wilayah Muhammadiyah sekaligus ketua Wilayah PDIP, Muhammadiyah kultural. Atau berorientasi Muhammadiyah yang bervariasi dalam sikap politik.
Karena itu tidak heran kalau ada seruan semakin banyak anggota perlemen ke Senayan dari organisasi Muhammadiyah semakin bagus. Meski debat able adanya. Maksudnya ada yang setuju ada yang tidak. Mesti Nya ini tidak terjadi. Pada penghujung analisa kita berpendapat ini punya pendapat sama dengan Makmun Murod Al Barbasy, mestinya berpolitik lah secara Islam kaffah, Yakni dalam politik berislam serta mendukung partainya.
Kalau Nahdatul Ulama (NU) ada Partai ya Islamnya yaitu Kebangsaan (PKB) Muhammadiyah ada partai Islamnya. Sementara yang jelas dengan adanya partai PAN hasil Rekomendasi Muhammadiyah.
Atau lain kata tidak ada partai Islam yang bernama Amanat Nasional (PAN) kalau saja tidak didirikan Muhammadiyah.
Jakarta 30 September 2023
*)Masud HMN adalah Doktor Dosen Universitas Muhammadiyah Pro Dr Hamka ( UHAMKA) Jakarta
Baca Juga :