Beranda Opini Neo Fundamentalis dan Pandangan Muhammadiyah

Neo Fundamentalis dan Pandangan Muhammadiyah

265
0

Oleh Masud HMN

Melayu Pos Indonesia – Ada issue ungkapan neo fundamentalis yang amat umum dipergunakan. Dipakai umum oleh masyarakat . Tetapi bagi warga Muhammadiyah kurang penjelasan pengertian tersebut (Muhammadiyah or.id 2 Oktober 2023)

Dalam buku Tarjih ungkapan fundamentalis dikaitkan dengan faham Ahlus sunnah wal jamaah., serta pemahaman yang melekat Yaitu tipologi pemahaman keagamaan Muhammadiyah. Amat membantu warga dalam menggunakan kata tersebut.

Profesor Rasyidi (1978) almarhum mengatakan ungkapan itu adalah ungkapan berasal dari seminari Kristen. Ketika menjelaskan ajaran Kristen yang berasal dari al Kitab.Sehingga ajaran yang bias dalam Kristen menjadi tidak bias.

“Diambil alih pula oleh islam. Hingga sekarang dalam menjelaskan kemurnian. Islam yang kaffah” ujar pak Rasjidi ketika pada penulis.Era saat fundamentalis islam, radikalisme Islam lagi amat populer. Demikian Profesor Mohamad Rasyidi .

Berdasarkan keterangan itu pengambilan kata kata radikalisme, fundamentalis, toleransi, intoleransi bernuansa negative bagi Islam. Ungkapan yang banyak negative bagi warga
Muhammadiyah. Semua kata kata yang popular sekarang ini neo modernisme, fundamentalisme.

Intoleransi, dirasa perlu di ambil pengertian yang benar. Menariknya adalah apakah dapat dibedakan ajaran yang klasik, ditumpangi oleh ajaran baru? Bercampur baur mana yang baru dan mana yang klasik. Sulit dibedakan. Dimana pemahaman baru itu bermuatan focus orientasi masa depan. Sementara ajaran yang baru itu syarat dengan nilai. Maka arti Islam berkemajuan pertegas.

Seperti dijelaskan oleh Buku Kumpulan Tarjih sebenarnya terkait dengan empat tipologi ajaran Ahlussunah pemahaman itu h wal Jamaah dipakai Muhammadiyah Yaitu tipologi Taqliyah, Aaliyah, Ushuliyah dan Ashaliyah.
Yang masuk kedalam ajaran Taqliyah yaitu menghidupkan praktik masa Nabi sahabat dan Tabiin Golongan ini lebih banyak menuruti apa yang ada.

Adapun yang kedua adalah pemahaman aqliyah, yaitu rasional dan interpretasi. Dalam rumpun. pemahaman ini adalah ajaran tentang hak azasi manusia dan global, tentang orientalisme dan lainnya.
Ketiga, rumpun pemahaman yang cenderung dai oleh pemegang ajaran, misanya Hizbut Taarir, Al ikhwanul Muslimin
Ketempat rumpun Ashliyah yang cenderung golongan yang memakai ajaran yang dipakai prin sip dalam ajaran yang otentik focus, yang menghargai spectrum yang luas,. Antara pemikiran yang sudah lama ada dan paham yang baru muncul dan aktual seperti dalam Buku Fiqih Akbar.

Sejalan dengan itu Haedar Nasher ketua umum
Pimpinan Pusat Muhammadiyah di kantor Pengurus Wilayah (PWM) Jogyakarta (1 Oktober 2023) menyatakan kitab suci A Quran tidak sekadar hukum Islam melainkan petunjuk yang memberi panduan hidup. Bahwa bagi Muhammadiyah Al Quran itu bukanlah sekadar daftar kumpulan pelaksanan hukum Islam saja. Tetapi pandangan dan pemahaman kehidupan ber Islam. demikian Haedar Nasher dalam Seminar Tarjih di Jogyakarta.

News Post : Kritik sebagai Korektif Positif

Tarjuh hubungannya adalah bagaimana Islam berkemajuan. Dengan berpegang kepada hukum yang dibukukan oleh Majelis Tarjih agar Islam berkemajuan bisa terlaksana. Jauh dari pengaruh yang mencampur adukkan pemahaman intelektual dengan ajaran yang jauh dar Islam.

Jakarta 4 Oktober 2023
*) Penulis adalah Dosen Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA) Jakarta

Baca Juga :

Sejarah Bagi Kita

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini