Beranda Life Story Ilmu dan Kebijaksanaan

Ilmu dan Kebijaksanaan

302
0

Oleh Masud HMN*)

Melayu Pos – Amat mengejutkan apa yang dikatakan Mahfud MD Mentri Politik dan Keamanan (POLKAM) koruptor ternyata 87 percent berlatar belakang pendidikan strata s2. Artinya mereka orang terdidik. Koruptor mereka berilmu dan terdidik.

Gejala yang dilansir Menteri Polkam Mahfud MD ini amat berlawanan dengan doktrin ditekan saya ketika masa kecil diajarkan kepada anak sebaya disekolah agar ber ilmu agar besar nanti punya kemampuan menghadapi kehidupan. masa depan. Waktu yang akan datang dari kehidupan akan berubah. Oleh karenanya memerlukan ilmu atau pengetahuan baru.

Oleh Charles Sandes Piere terkait dengan itu dikatakannya adalah untuk menjadikan kejernihan apa yang kita inginkan. Dalam bukunya yang berjudul How to make clear our idea ( membuat jelas ide pemikiran) sarjana asal dari Amerika itu. Ia hidup dalam abad 19 atau tahun l849- l914 menyokong juga .

Charless Sandes Piere memerlukan idea harus clear dan teratur Tujuannya pemikiran jelas , Demikian Charles Piere , (Majalah Suara Muhammadiyah 4 April 2021)
Maka dalam hubungan ini muncullah ungkapan untuk siapa yang mau eksis dihari depan harus berilmu. Sebaliknya yang tak punya ilmu tidak punya hari depan. Maksudnya mendorong belajar. mendapatkan ilmu. tidak boleh abaikan untuk mencari ilmu.

Topik artikel ini ilmu dan kebijaksanaan hendak coba menjawab fungsi ilmu dan kebijaksanaan dalam hidup. Rasanya menjadi relevant.Orang ber Ilmu perlu didampingi kebijaksanaan dan taqwa agar ilmu itu bermanfaat seperti kita harapkan.

Kalau kita hubungkan dengan Abu Bakar Sahabat utama Nabi Muhammad SAW ungkapan “Kecerdasan yang paling cerdas ialah taqwa sementara kebodohan yang paling bodoh adalah kemaksiatan dan kejujuran yang paling jujur adalah amanah dam kekuasan yang paling dicela adalah khianat”.

Pada intinya kecerdasan yang piling cerdas itu adalah taqwa bukan pintar ilmu saja Mereka yang terlibat koruptor yang disebut diatas, adalah berilmu pintar. Tapi tidak taqwa. Ungkapan Abu Bakar ini termasuk juga menyebutkan orang paling bodoh, paling tidak jujur dan penguasa yang khianat’ Itu semua adalah tercela. Ini adalah kehati hatian yang harus diingat. Selain perlunya orang yang berilmu dan pintar. Demikian Abu Bakar menyampaikan petuahnya..

News Post : Komunikasi Terbuka

Kembali terhadap ilmu dan kebijaksanaan itu sudah ada potensi kita semua. Untuk berilmu dan untuk bijaksana. Hanya bidangnya yang berlainan, Yaitu Ilmu konsentrasinya adalah akal. sementara kebijaksanaan bertengger pada hati atau kalbu.

Sehingga diistilahkan bersatu dan kompak antara akal dan kalbu. Jangan sampai terpecah antara akal dan kalbu. Seyogyanya jangan sampai pecah kongsi antara akal dan kalbu
Karena itulah antara ilmu dan kebijaksanaan jangan sampai berantakan. Kita semua berupaya kearah itu,Dua duanya bisa berfungsi

Jakarta 21 Juni 2023
*)Masud HMN adalah Dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA) Jakarta

Baca Juga :

Kearah Berjuang Ke Jalan Yang Benar

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini