Beranda Life Story Tan Sri Rais Yatim dan Nilai Inti Tamaddun

Tan Sri Rais Yatim dan Nilai Inti Tamaddun

442
0
Tan Sri Rais Yatim Bersama Masud HMN

Melayu Pos – Ketua Dewan Negara Malaysia Tan Sri Rais Yatim mengatakan bahwa nilai inti tamaddun ditegakkan dengan budi karena budi adalah azas tamaddun adalah budi. Tanpa budi tamaddun tiada arti.

Karena itu Ingat tamaddun kita tak dapat melupakan seorang tokoh Melayu bernama Rais Yatim tersebut, Tokoh ini sangat getol dengan kata tamaddun. Beliau suka sekali mengaitkan kata tamaddun dengan kata sendi budaya, Sambil menyelaraskan dengan pantun Rais Yatim mengatakan tegak rumah karena sendi, Rusak sendi rumah biasa. Baik budi tegak lah bahasa. Rusak budi rusaklah bangsa. Kata kata itu menunjukkan amatlah konsern beliau kepada budi dan bahasa

Bagi tokoh asal Palupuh Bukittinggi Sumatera Barat, sebagai seorang budayawan Rais Yatim orang sedang gelisah dengan realitas budaya sekarang, Beliau sedang termasuk aniety men, orang yang klasik kuno. Ia selalu menyebut zaman dulu, dimana budi dan bahasa dijunjung tinggi.

Lain dulu lain sekarang lain dulu lain sekarang. Dahulu dipandang kini tidak lagi, bahkan dianggap enteng dan sepele.Dulu di pandang ijuk kini dipandang tali. Dihitung lain esok dan hitungan lain kini. Orang sekarang sering lupa sejarah.Artinya memandang enteng sejarah dan merendahkannya.. Seorang Rais Yatim walaupun usia beliau menginjak tahun ke 82 tahun ini tidak mau seperti itu. Contohnya sebagai orang Minang Kabau membikin monumental patungnya Sibinuang, seekor kerbau di kampung beliau di Negeri Sembilan Malaysia.

Di Universitas Andalas (UNAND) Padang Ia protes.. Untuk Minang Kabau di buat istilah corner. Kenapa tidak center of Minang Kabau. Bukankah Perguruan tinggi Universitas Andalas di dirikan oleh putera Minang Kabau, Ucapan Corner terasa merendahkan martabat Orang Minang Kabau, ungkapnya. Universitas Andalas Perguruan Tinggi yang pendirinya orang Minang Kabau ujar Rais Yatim.

News Post : Saudi Arabia and the Utnited Arab Emirat Promote Interfaith and Intercultural Dialogue

Inilah problem budaya generasi kini menurutnya merendahkan nilai budaya. Tidak mengetahui urgensi sejatinya apa akibat yang akan muncul bila menyepelekan budi . Akan munculah generasi yang tanpa nilai atau kurang bernilai. Dipilih Yang Dipertuan Agung Raja Kerajaan Malaysia menjabat Ketua Dewan Negara ke 18. sudah tepat. Karena obsesinya
menjadikan Negara tersebut maju dengan prestasi dengan budi. sekaligus Berjaya secara secara fisik, bebobot secara budaya. Niat itu dinyatakan dengan kata kata berikut :
saya sesungguhnya berharap inisiatif inisiatif dibawah agenda transformasi perlemen dapat diterjemahkan kearah meningkatkan reputasi perlemen sebagai instansi yang mepertahankan kepentingan rakyat dan menjunjung tinggi nilai demokrasi”

Tan Sri Rais Yatim
Bersama Masud HMN

Pada akhirnya. kita memandang anciety men berisikan sesuatu nilai. Meski gagasan berkonotasi masa lalu, namun nilai yang dikandung berlian yang berharga. Kita maju berbudi, berbudaya. Menghormati orang tua, sejarah, mengasihi yang muda.

Jakarta 11 Juni 2023

*)Masud HMN adalah Dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA) Jakarta.

Baca Juga :

Manusia dan Fungsi Kemanusiaan

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini