Beranda Life Story Megenang Presiden Mesir Anwar Sadat

Megenang Presiden Mesir Anwar Sadat

434
0

Oleh Masud HMN

Melayu Pos – Tiada yang sangka hari itu 6 Oktober 1981 saat akhir dari Presiden Mesir Anwar Sadat. Tokoh lelaki pejuang kelahiran 28 Februari 1918 berakhir disitu. Tragis sekali wafatnya Anwar Sadat Presiden Mesir secara dramatis.

Bersimbah darah yang sebelumnya pujaan bangsa Mesir itu Perwira militer. Demikianlah sejarah Timur Tengah penuh dengan warna yang beragam bagaikan mozaik peristiwa. Warna warni peristiwa ada yang mencerahkan namun ada juga sejarah kelam. Penuh darah pengkhianatan.

Lagi – lagi sebuah realitas kisah sejarah Presiden Anwar Sadat dari Mesir Lelaki yang lahir dan berkiprah untuk tanah airnya. Wafat oleh bangsa sendiri lewat tembakan dan granat tangan dari seorang letnan Khalid. Pada acara militer peringatan mengenang peristiwa Jon Zipur 1967.

Bersamaan pada detik itu semua pandangan mata ke udara menyaksikan kemampuan akrobatik pesawat tempur angkatan udara Mesir. Siaga melawan musuh yang membanggakan. Ironisnya saat yang sama Presiden Anwar Sadat kena tembakan, lemparan granat tangan menewaskan sang Presiden.

Seorang pengamat sejarah Thabrani Sahabirin menulis peristiwa kematian menarik dengan Pejuang Wafat ditangan bangsa sendiri. Penulis tersebut meletakkan Anwar Sadat sebagai Pahlawan yang besar. Hal itu terkait dengan peranan nya dalam merontokkan benteng Barlev sepanjang Kanal Terusan Sues.Benteng Barlev dibangun Israel 150 km panjangnya usai menang perang enam hari perang tahun 1967.

News Post : The Good Relationship of Saudi Arabia and Republic of Iran

Sukses menggunakan pipa air dalam merontokkan tembok baja. saat serdadu Israel sedang lalai menjadi factor. Hingga benteng barlev ditembus serdadu Mesir. Merontokkan benteng Barlev menjadikan bangsa Mesir berjaya percaya diri. Kekalahan perang tahun 1967 di imbangi dengan merontokkan benteng yang dibangun Israel berlapiskan tembok baja. “Ia pantas sebagai pahlawan Mesir yang beriliant” kata Thabrani Sabirin. Mengenang wafatnya Anwar Sadat, 42 tahun yang lalu.

Penulis berpendapat demikian. Karena militer dengan pesawat terbang dan tank lapis baja tidak cukup bila tanpa strategi perang yang jitu. Hal itu disadari dan diperankan Anwar Sadat. Perang timur tengah karena wilayahnya padang pasir memang memerlukan tank lapis baja dan pesawat tempur udara Tidak bisa dengan infantry yang berjumlah banyak. Tidak cukup strategis kalau infantry saja.

Akhirnya kita mencatat peristiwa ini menjadi peristiwa besar, Hanya saja dikotori oleh penghianatan prajurit Mesir yang menembaki Anwar Sadat dalam peringatan kemenangan perang tersebut. Itulah peristiwa sejarah Mesir yang perlu kita catat;

Jakarta 29 Maret 2023
Masud HMN Dosen Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA) Jakarta.

Baca Juga

Buntut Dicabutnya Indonesia Sebagai Tuan Rumah Piala Dunia U20 “Mungkinkah Ada FIFA Lain?”

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini