Oleh Masud HMN
Melayu Pos – Artikel ini berjudul Pragmatisme Mencapai tujuan. Kita ingin konsep itu agar kita efektif dan efisien waktu dalam membangun. Kita belajar saja dari yang ada. Alam terkembang jadi guru ajaran klasik lama.
Tidak perlu warna kucing putih atau berwarna hitam asal mampu menangkap tikus. Inilah kata yang keluar dari pemimpin Cina Teng xiao Ping yang terkenal. Masa dia menjadi penguasa tahun 1960 di Cina menguasai elit Negara tirai bamboo itu sebagai jalan tengah solusi terhadap konsep Komunis dan kapitalis. Esensi ucapan Teng Xiao Ping itu. Komunis tetap komunis kaptlais dan kapitalis tetap saja kapitalis. Malah kalau mau diberi objektif kapitalis ya kapitalis Cina. Artinya kapitalis model Cina. Masyarakatnya komunis dan system ekonominya kapitalis, Meski Teng Xiao Ping di bantah membawa Cina kearah Kapitasi Amerika
Dalam sejarah kita ada pula kisah The Alexander The Great atau Iskandar Zulkarnain yang agung. Ia penggagas Helenisme budaya Eropa. Ia terkenal dengan orang besar adalah yang idenya besar. The great men is the great idea.
Dalam pikiran Alexander The Great Helenenisme Idea sebagai kesatuan Eropa adalah idea besar. Kesatuan kekuasan Barat dan Timur, karena itu dua tanduk barat dan timur, Era Emperor Roma dan Persia sebelum Masehi.
Bagi Teng Xiao Ping dan Iskandar Zulkarnain identic ingin satu pemikiran yang besar untuk masyarakat Eropa yang membawa masyarakat berkemajuan. Bedanya adalah era Teng Xiao Ping dan Iskandar Zulkarnain yang berbeda.
News Post : Fenomena Munafik (Lain Dimulut lain dihati)
Masing – masing hanya pada zamannya Begitu juga bung Hatta menyodorkan gagasan ekonomi Indonesia kerakyatan fasal 33 undang – undang darar 45, Gagasan bung Hatta didorong perspektif belajar nya di Eropa abad ke 20 (1920 an). Yaitu ekonomi Liberal yang dengan modal yang kecil lalu membawa laba yang sebesar besarnya.Hatta ingin Indonesia menolak ekonomi liberal itu dengan perspektif ekonomi Pancasila atau ekonomi kerakyatan.
Tiga tokoh ini adalah orang yang mempunyai insiatif pemikiran bagi masyarakatnya. Ia paham bahwa semua itu punya (maksudnya gagasan) kritis untuk bangsanya. Terhadap apa yang kita kemukakan di atas. Teng Xiao Ping, Aleksander The Great dan bung Hatta, kita simpulkan sebagai pragmatisme mencapai tujuan Pragmatisme ? iyalah karena menganggap gagasan merekalah jalan mencapai tujuan nasional.
Kita berpandangan demikianlah adanya. Penting menyodorkan solusi yaitu jalan yang membuat kita maju. Jalan itu bernama pragmatis. Lempang, praktis, berdaya guna. Ketimbang berkomplik terus menerus, Bawaan yang hanya menyalahkan satu dan yang lainnya.Tidak demikian. Insya Allah !
Jakarta 22 Sesenber 2022
*) Masud HMN adalah Dosen Paskasarjana Universitas Prof Dr Hamka (UHAMKA) Jakarta
Baca Juga :