Masud HMN
Melayu Pos – Harga mati judul ini maksudnya dalam konteks Ukhuewah dan MUI. Tidak bisa MUI berjalan maksimal seperti yang diharapkan. Hanya dengan terkawalnya Uuwah Islamiyah MUI dapat berjalan lancar.
Belakangan ini muncul gejala yang menghbungkan ukhuwah dan fungsi Majelis ulama (MUI). Banyak pernyataan yang menilai bahwa betapa pentignya ukuhuawah islamiyah dalam fungsi Majels Ulama itu dalam menjaga nya. Lalu terbitlah isitlah mengidentikan ukhuah Islamiyayu itu harga mati seumpama harga mati NKRI.
Bagi bangsa Indonesia, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) harga mati. Tidak boleh diubah – ubah lagi. Seperti yang lain. Lantaran yang lain itu bukan prinsip melainkan tambahan. Ibarat pohon yang tidak prisnsip itu seperti dahan dan ranting. Keberadaan dahan itu pelengkap sebatang pohon. Bercabang dan beranting hanya meimdiaksaikan itu subur, atau tidak, Senmakin banya dan rantingnya semakin subur pohon itu.
Tetapi ruh atau nyawa pohon itu terletak di lain. Maka kategori nyawa disebut debagai ruh dan nyawa sebuah pohon. Nyawa dan ruh tidak dapat di rubah rubah.Tidakerari jika ruh pohon dan nyawanya tidak ada, Maka istilah harga mati itu adalah menunjukkan begitu urgensinya. Maka bagi Negara dan bangsa indonesia nyawa dan itu dinamak NKRI adalah harga mati Menjadi prinsip yang tidak main – main
Harga mati seperti itu dinisbahkan oleh Sekretis Jenderal (Sekjenn) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Doktor Amiirsyah Tambbunan. Bagi MUi harga mati itu adalah ukhuwah Islamiyah. Tak ada arti MUI bila tiada ukhuwah islamiyah. Artinya MUI berfungsi bila ukkhuwah Islamya masih berfungis. Sebilknya bila tak ada ukhuwah Islamiyah akan musnah fungsi MUI itu.
Bagi bangsa Iandoenesia memerakan fungsi MUI dengan ukhuwah Islamiayah kian rapat. Kita sependapat dengan Amirsyah Tambunan diatas. Yakni tak ada kata yang bisa memutus peranan MUI dengan Ukhuwah islmiyah, Salah satunya patus berantakanlah NKRI.
Sekaranglah masanya kita semua merawat ukhuwah islmiyah itu Agar jangan sampai MUI terpisah dari fungsi ukuewah islmiyah. Kita lakukan bersama – sama. Diawali dengan perilku dan kata sreta perbuatan yang baik. Hanya hal itu dapat meningkatkan dan melestarikan uhkuwah islmiyah kita. Mudah – mudahan !
Jakarta 12 May 2022
*)Masud HMN adalah Doktor Dosen Universitas Muhammadiah Prof. Dr. Hamka (UHAMKA) Jakarta.
Email : masud.riau@gmail.com
Baca Juga :
Baca Juga :
Misi Sosial Karang Taruna Rantau Rasau dan TTAC Untuk Ananda Aira Penderita Tumor Ganas