Melayu Pos Indonesia – Tanpa gembar gembor Muhamadiyah sudah menjadi organisasi masyarakat yang besar. Tersebar diseluruh Indonesia bahkan diluar negeri. Banyak kegiatan sosial yang dilakukan seperti mendirikan Perguran Tingi atau unversitas juga membangun Rumah Sakit. Termasuk juga Panti Asuhan.
Tetapi masih saja organisasi yang didirikan 109 tahun yang lalu itu, tetap menamakan dirinya organisasi sosial. Tidak bernafsu menjadi partai politik. Tekun menggeluti bidang sosial dakwah. Sudah 109 tahun.
Tegak lurus dalam mengembangkan konsep dakwah yang progresif yang tidak tereduksi. Baik oleh faham atau oleh determiasni amar makruf nahi mungkar.
Masalahnya bukankah Islam bergerak disemua lini kehidupan. Termasuk bergiat dibidang partai politik ? Jawabnya iya ! Tetapi bidang politik itu satu bidang yang memerlukan satu perhatian khusus.
Biarlah secara praktis ditangani oleh bidang . Seperti Majelis Hikmah yang secara special didirkan di Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah. Yang menghandel secara khusus soal yang bekaitan dengan politik praktis. Sehingga Muhamadiyah secara praktis. digarap oleh sebuah lembaga yang punya otoritas dibidang politik.
Tidak campur aduk, antara sosial dengan politik praktis.. Sebab acap kali Interest politik menjadi gangguan. Artinya sering tidak sama antara gerakan sosial dakwah dan gerakan praktis poltik. Inilah sebabnya orang melihat, Muhamadiyah itu alergi politik. Artinya menjauh dari praktis politik.Tetapi hanya pada politik praktis. Tapi pada bidang politik umum semua sama.
Hal ini sudah kami bentangkan dalam pikiran kami dalam buku Muhamadiyah dan Harapan Masa Depan halaman 13 (Anwar Ali Akbar dan Masud HMN, 2002, pen. Nuansa Madani, Jakarta). Kami menuliskan disitu bahwa Muahmmadiyah harus tetap pada dakwah amar makruf nahi mungkar. Tidak terpengaruh pada kemilau politik. Tetap tidak campur aduk tereduksi faham lain..
Maksudnya agar Muhamadiyah tetap menjadi harapan masa depan. Menjadi khairah umat, Disatu pihak dapat menjaga dan dipihak lain bisa memberi harapan. Demikian buku tersebut yang juga di masukkan dalam kategori Library Perpustakaan Australia.
Sebagai penutup essay singkat ini dapat kita simpulkan yaitu perlu perhatikan dua hal
Pertama menjaga ajaran Muhamadiyah yaitu dakwah sosial amar makruf dan nahyi munkar. Kedua rekatulisasi ajaran Islam yang progressif sesuai dengan perkembangan zaman..
Ini juga disebutkan dalam ayat Al Quran yang menyerukan ; Kuntuum khairah umatun tak muru nabil makruf wantan hau na anil mungkar wa tuk minu nabiialhi. Hendaklah kamu menjadi umat yang khairah (cerdas, dan ditengah) yang beramar makruf dan nahi munkar. Seraya beriman kepada Allah (surat Ali Imran ayat 103).
Dalam kaitan itu Muhamadiyah menuju masa depan. Cenderung untuk mengurus umat secara cerdas dan progresif. Semoga !
Jakarta 8 Maret 2022
*) Masud HMN adalah doctor Dosen Paskasarjana Universitas Muhammadiayh Prof Dr Hamka (UHAMKA) Iakarta. Email : masud.riau@gmail.com
Baca Juga :
Baca Juga :