Beranda Indonesia News Kasus Jamal Khashoggy Batu Ujian Hubungan Saudi Dengan Amerika

Kasus Jamal Khashoggy Batu Ujian Hubungan Saudi Dengan Amerika

756
0

Oleh Masud HMN

MPI – Perlemen Negara Teluk atau Gulf Country Cooperation ( GCC ) sepakat dan luar biasa kompak untuk mendukung Saudi Arabia. Ini tercermin dari keputusan sidang Menteri luar Negeri dari GCC bahwa Negara Teluk telah menolak memunculkan pengembangan issu kasus kematian Jamal Khashoggy menuduh pangeran Muhammad Bin Salman (MBS) dibalik kasus tersebut. Dimunculkan dari Joe Biden Presiden Amerika Serikat.

Pemihakan dari Negara anggota Negara Teluk untuk mendukung Kerajaan Arab Saudi tidak terkait kematian wartawan Harian Washington Post tersebut. Seperti diumumkan oleh Menteri Luar Negeri Saudi Arabia bahwa semua Negara Teluk menolak dengan tegas tuduhan yang dilancarkan Presiden Amerika Serikat Joe Biden (Arab News , 27 Febr uari 2021)
Sejalan dengan itu dukungan yang serupa dinyatakan pula oleh perlemen Liga Arab dari Kairo. Yaitu dalam pernyataan Sekretaris Jenderal Liga Arab bahwa Kerajaan Arab Saudi sebagai pembela dua tanah suci, memiliki hukum yang independent dan tidak dapat dicampuri oleh pihak luar. Tuduhan yang dilancarkan Joe Biden merupakan keterlaluan dan tidak bisa diterima.

Kasus Jamal Khashoggy berawal dari resahnya Kerajaan Saudi terhadap dirinya yang menulis hal yang tidak dikehendakai oleh pemerintah Arab Saudi. Sebagai jurnalis pada harian The Washingnton Post, pria berusia 59 tahuan itu kritis dengan penyalah gunaan wewenang dari penguasa tanah haram itu, Misalnya mengistilahkan Jengish Khan pada style otoriter pemerintah Arab Saudi.

Inilah pointed kebencian pemerintah dibawah MBS terutama pada Janmal Kahssogy. Walau ada usaha meyakinkan pihak pihak keamanan untuk merubah sikap sang journalis itu, namun tanpa hasil. Lalu terjadilah peristiwa terbunuhnya Jamal Khashoggy di Istambul, Turki 1 Oktober 2019 yang menghebohkan itu.

Wafatnya sang wartawan berimplikasi banyak. Ada beberapa teori untuk menjelaskannya disamping fakta yang ada. Paling tidak ada dua teori yang bisa menjelaskan kematian tersebut

Pertama, konsfirasi keamanan Arab Saudi, memakai aparat intelijen

Kedua, ada teori pihak ingin mengkambing hitamkan Saudi Arabia.

Ketiga, teori ingin ada perjuangan kelompok untuk kebebasan informasi pers di Kerajaan Saudi Arabia.

Dari tiga alasan ini, kita berpendapat teori kedua yakni mengambing hitamkan Arab Saudi lebih relevant ketimbang pertama yaitu konsfirasai Arab Saudi dan teeori ketiga untuk perjuangan kebebasan di jazirah Arab sebagai idealisme Jamal Khashoggy, Mengapa lebih kuat mengingat gencarnya Amerika untuk menyerang atau mnyudutkan Arab Saudi.

Pertanda ini bisa terbaca dengan getolnya Joe Biden mau menghukum dengan sanksi terhadap MBS dari Arab Sudi. Yang mendalilkan sang pangeran MBS melanggar kebebasan dan hak azazi manusia. Hal itu tentu saja mendapat perlawanan yang nota bene kini berperan dominan di negaranya
Ternyata akhirnya Joe Biden tidak melanjutkan rencana sangsi yang akan dijatuhkan pada MBS. Hal itu karena perlawanaan MBS dan dukungan yang dimiliknya. Satu realitas yang tak terbantahkan.

Hal itulah kemudian yang memunculkan simpulan bahwa kasus Jamal Khashoggy serius, Ini merupakan batu ujian kekuatan hubunfan Saudi Arabia dengan Amerika. Kegagalan akan membawa keretkan hubungan dan dapat membawa ketidak stabilan Timur Tengah. Wallahu aklam bissawab.

Jakarta 5 Maret 2021
*) DR Masud HMN adalah dosen Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA) Jakarta

Baca Juga :

Sekarang JMS Sedang Diperbaiki

Baca Juga :

Korupsi Sebagai Kebudayaan Karena angin runduklah pimping ( Syed Naguib Allatas)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini