Oleh Masud HMN
MPI – Menimbang manfaat dan mudharat adanya Pertikaian partai berbasis Melayu menghadapi Pillhan Raya (PRU ) 15 Malaysia yang dijadwalkan tak lama lagi, jelas akan lebih banyak negatifnya.Artinya jika pertikaian terus berlaku, peluang untuk memimipin kerajaan tidak tercapai, Karena itu selayaknya pertembunganm partai berbasis Melayu untuk berdiri masing masing mestilah dihindari.
Simpulan ini disampaikan oleh Dr Azmi Hassan pengajar di universitas Teknologi Malaysis dalam keteranganya di Kuala Lumpur. 22 Februari 2021. (*Berita Harian, Malaysia, 22/02/2021), Menurut Azmi Hasaan persoalan ini tercermin dari partai UNMO, partai Melayu Bersatu dan partai PAS, juga partai Melayu Pribumi… “Kubu kuat gagal dipertahankan karena akan berlaku pertembungan lebih tiga penjuru di perlemen” Katanya.
Lagi pula tersiar kabar UMNO tak ambil peduli, dan akan berjalan sendiri dengan ikut atau tidak PAS dan Melayu Bersatu dan Melayu Pribumi. UMNO merasa punya kekuatan dominan dalam koalisi Perikatan Nasional yang kini sedang berkuasa di Kerajaan.
Namun mereka tetap menunggu perimbangan yang disepakati dengan partai Melayu Bersatu. Kata sumber petinggi UMNO. Pendirian itu juga disuarakan Ahmad Zahid Hamidi ketua partai UMNO dalam musyawarat tertinggi UMNO baru baru ini Bagi pemerhati politik keadaan di Semanjung Tanah Melayu ini akan segera maklum bahwa sesungguhnya partai berkuasa sekarang ini gabungan UMNO, Melayu Bersatu dan PAS. Serta di tambah partai Progresif Sabah dam partai Warisaan dari Sabah Di Negara bagian Serawak ada 3 poartai politik yaitu Partai Bumi Putera Bersatu (PBB) Partai Partai Rakyat Bersatu(.PRS) Partai Demokrat Serawak (PDS) Mereka ada dibawah payung Periktan Nasional (PN) dengan Perdana Menteri (PM) dipegang Muhyidin Yassin dari partai Melayu Bersatu.
Dipihak lain ada Pakatan Harapan (PH) dari gabungan kekuatan suara partai Keadilan, partai MCA yang berada dalam barisan oposisi, Kelompok partai pembangkang atau opossisi ini dibawah pimpinan Amwar Ibrahim dari partau Keadilan.
Perimbangan kekuatan PN dan PH dua dua kekuatan itu ada lah dominan unsur etnis Melayu, Baiak yang mendukung PN dalam barisan Muhiyidin Yassin atau PH yang dipimpin oleh Anwar Ibarahim semuanya dominan etnis Melayu. Hanya tidak dalam satu kesatuan, melainkan berbeda posisisi, yaitu posisi kerajaan yang berkuasa dan satu pembangkang diluar pemerintahan, Menariknya, perimbangan kekuatan politik di perlemen berselisih sangat tipis. Artinya yang berkuasa dengan kemenangana mayoritas tipis.Kondisi ini berpotensi untuk sembarang waktu dapat berubah, dengan demikian pemerintah bisa jatuh dengan mosi tidak percaya dari perlemen.
Dalam keadan demikian. Rencana pilihan raya atau PRU 15 merupakan satu momentum politik penting untuk partai politik di Malaysia. Kaitannya dengan kekuasaan kerajaan pasca pemilhan raya itu nanti, Pihak mana yang berkuasa.
Akankah kemenagan ada paada PN yang berkuasa sekarang ?
Atau akn beralih pada PH yang kini sebagai pembangkang ?
Meski demikian, yang pasti, jadwal PRU dilaksanakan tahun 2022 yang akan datang. Namun, bisa juga di percepat yang tergantung pada kerajaan yang berkuasa sekarang.Hal itu menjadi isu yang terus berkembang. Tidak ada sesiapa yang tahu.
Mengakhiri artikel ini, penulis berpendapat tidak ada yang perlu dikahawartirkan. Apakah PN yang terus berkuasa atau beralih kuasa pada PH. Sama saja. Mengingat Antara PN dan PH sama berbasis dominasi Melayu.
Harapannya asal saja pemerintah yang terpilih kelak lebih baik dalam mempersatu dan mensejahterakan rakyat Malaysia, Semoga !
Jakarta 22 Februari 2021
*) Penulis adalah Doktor Pensyarah di Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA) Jakarta. Email. masud.riau@gmail.com
Baca Juga :
Lewat Mobil Keliling, Kelurahan Bulik Sosialisasi Protokol Kesehatan
Baca Juga :
Kasat Reskrim Lamandau, Juan R Wagiu : KDRT Dan Sengketa Lahan, Kasus Terbanyak
[…] Menimbang Pertikaian Partai Politik Berbasis Melayu […]