Beranda Opini Mimpi Dalam Persfektif Akal Waras

Mimpi Dalam Persfektif Akal Waras

471
0

Oleh Mas ud HMN*)

MELAYU POS INDONESIA – Jika Obsesi Indonesia dengan pendapatan income perkapita tahun 2030 tiga puluh ribu US dollar dalam artian adil makmur gemah rifah loh janawi seoerti disampaikan Presiden Joko Widodo saat pelantikan Presiden periode kedua yang lalu,adalah mimpi dalam keniscayaan. Bukan mustahil. Tinggal bagaimana melaksanakan mimpi dalam perfektif akal waras tersebut.. Memang bukan soal mudah.
Tidak bisa dibantah bahwa merancang realisasi impian pada masa sulit tidak mennentu, seperti era covid 19 di Indonesia kini mungkin betul sebagai impian sulit Sama halnya dengan cerita fiksi klasik burung Pungguk Rindukan bulan, Ingin menyentuh saja sayap tak sampai.

Tapi manusia waras pun masih saja bermimpi. Ya sudah bagaimana lagi. Meski begitu ada baiknya kita merenung sejenak tentang tapak inelektual tentang mimpi. Kita coba mengutip pendapat dalam kaitan mimpi yang bermakna atau pumya level berpikir epistomolog. Mimpi
yang benar dan filosofis jika bermetode.

Dalam colom opini harian Amerika New York Times menurunkan artikel dengan judul What Dream We Made opini dari Max Strasse bertarikh 14 Juni 2020, Artikel sepanjang kurang lebih 800 kata diurai dalam Bahasa Inggris yang simple alias mudah difahami.

Juga kontens topic yang diangkat relevant
dengan Indonesia sebagai bangsa. Sebab jangan sampai mimpi merupakan penyedap tidur, mimpi siang bolong, atau mimpi tetap mimpi. khayali tanpa makna Diawali dengan mengutip seorang eksekutif muda dari sebuah seminar Kuala Lumpur Malaysia bernama
Rendra Menurut Rendra essence of Dream is funny yaitu sama seperti kejenakaan meski memberi penc erahan namun absurd atau aneh dan mustahil Agaknya ia terpengaruh bermunculan mimpi banyak orang masa kini yang mirip jalan tak berujung. Karena itu datang dengan ungkapan apa sesungguhnya essence mimpi tersebut.

Artikel Max Strasses mengembangkan diskursus topic itu dengan melibatkan opini dua orang lain. Mungkin juga ini untuk melengkapi pokok perkara seputar bagaimana mimpi digagaskan. Rendra Dia adalah Dell Acqua.Dia berpendapat sederhana dengan menamakan impian adalah faham kuno
yang menarik untuk dipikirkan . Demikian Dell Acqua. Berikutnya pandangan Lissa Claisse. Sejalan dengan pendapat Lissa mengutip ajaran Kuno Cina yang menyamakan mimpi itu bentuk yang akan terjadi entah kapan, Ini berbasis pada unsur waktu dan kenicayaan.

Pasti tapi tidak dalam koridor prediksi jelas. Pokok perkara tentang topic How dream made, atau bagaimana mimpi digagas seperti
pembentangan diatas kita dapat menarik simpulan bahwa mimpi adalah sebuah keperluan manusia yang berakal waras, agar mimpi tidak hanya tinggal mimpi belaka, Setidaknya ada dua hal yaitu dream made Dan berikutnya adalah dream implication. Dengan mimpi berakal waras dan aksi upaya yang sungguh sungguhlah mimpi benar dan berguna.. Mimpi bangsa Indonesia dengan berkemakmuran dengan pendapatan income percapita tiga puluh ribu dollar US seperti yang dicanangkan Presiden Joko Widodo tahun 2030 adalah keniscayaan. Wallahuaklam
bissawaab.

Jakarta 18 Juni 2020

*) Mas ud HMN adalah Doktor Dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA) Jakarta. [Redaksi//Editor : Ersan]

Terekam CCTV Pasien Covid 19 Kabur Karena Istrinya Mau Melahirkan, Selengkapnya Klik Link atau Video dibawah ini

https://youtu.be/uoXou1euI0k

Baca Juga :

Camat Berbak, dan Kades Rantau Makmur, Tinjau Pembangunan Bantuan BSPS

Baca Juga :

SAAT PELAKSANAAN PSBB KABUPATEN KAPUAS PASAR MINGGUAN DI KECAMATAN KAPUAS HILIR HANYA BOLEH DILAKSANAKAN SERENTAK HARI KAMIS

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini