Oleh DR Mas ud HMN*)
MELAYU POS INDONESIA – Jika sari pati konsep multilatertal diplomasi dalam arti kerjasama untuk mewujudkan kestabilan
keamanan dengan menghilangkan dispute atau pertikaian berkepanjangan pada kawasan Timur Tengah tentu saja hal itu penting dilakukan, Mengapa demikian ? Karena tanpa stbilitas peran maksimal Negara sulit diwujudkan Inilah hendak dibuktikan, Kerajaan Arab Saudi kini, Yaitu sebagai Negara dalam posisi amat penting di Timur Tangah memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga kestabilan keamanan. Seperti gangguan
terhhadap kawasan seperti dispute atau pertikaian yang terjadi diwilayah Timur Tengah, Mulai dari konflik Lebanon antar faksi, soal Yaman dengan konflik dalam negerinya, poros Iran Turki dan Liga Arab.
Juga konflik Arab Israel. Semua pertikaian berbahaya dan membebani Arab Saudi, Syukurlah dibawah kepimimpinan piawai dan bijaksana King Salman mampu menghadapi dispute tersebut dengan penuh kesabaran dan kepiawaiannya.
Kepiawaian tersebut dimunculkan baru baru ini dalam pertemuan G 20s petrtengahan May 2020 yaitu menggalang consensus Negara G 20 tersebul Yaitu satu bentuk multi national diplomasi yang dilakukan Saudi Arabia bagi kepentingan nasional, kawasan dan Timur Tengah dan patut diapresiasi tinggi Tidak syak lagi tujuan nya untuk melawan unsur dispute berkepanjangan, Mengapa demikian upaya
diplomasi dengan kepentingan sendiri dan dilakukan sendiri sering tanpa hasil yang diharapakan, Bahkan mengalami kegagalan, Ibarat ungkapan bijak, duduk sendirian sempit dan duduk beramai menjadi lapang, Dari bilateral menjadi multirateral Ini adalah setting baru King Salman belakangan ini yang diangkat Riyadh menjadi multi politik dipiomasi yang basisnya terkait dengan identitas politik Arab Saudi itu sendiri, Policy tersebut punya konektivitas dengan liga Arab, poros Iran Turki, prinsip kejasama G 20 S dan sebagainya.
Pokok soalnya bagaimana menjelaskan kepentingan Arab Saudi sendiri dengan semua factor diatas. Setidaknya dalam melawan dispute Timur Tengah yang bekepanjangan Ya kita mengetahui Arab Saudi Negara penting disatu pihak perlu menegakkan Posissi strategisnya sementara pada pihak lain terbebani dengan politik regional dan global.
Semua itu jelas tidak mudah bagi Riyadh mengejawantahkan peran internasionalnya.. Namun bagaimnapun harus dihadapi Saudi Arabia kini Seperti diungkapkan oleh cendekiawan Muslim Timur Tengah Adullah Monem, Ia seeorang pemikir moderat Timue Tengah yang sering menurunkan opininya di harian Al Ahram Mesir dengan botir
pemikiran modeat yang simpatik Salah satu opini yang diturunkan Alahram 15 My lalu berjudul Multi Nasional Diplomasi Dalam uraian sepanjang seribu kata ia menulis sinerginya unsur regional dan global menghadai dispute
Timur Tengah yang tidak berujung.
Pendekataan harus dilakukan adalah memprioritaskan multi nasional diplomasi dengan menggeser bilateral yang tidak suskses selama ini. Kata dia, adalah membawa
konsesus gerakan Negara G 2Os’ Dalam pandangan Abdel Monem Said posisi Arab Saudi lebih produktif kalau menggeser pola diplomasi politik bilaetral menjadi diplomasi politik multirateral, Hal itu mengingat menjelmakan kekuatan lebih besar yaitu basis kerjasama G 20s.Lagi pula dapat mengiliminir anasir negative selama ini seperti soal pertikaian Arab Saudi terhadap poros Iran Turki, serta pertikaian dengan Yaman Tentu saja bukan mengabaikan soal bilateral yang ada, tetapi hanya sebagai tahapan prioritas belaka.
Persoalan bilateral dan regional terus di upayakan menempuh jalan sendiri untuk menemukan faktor kunci.
Sehingga hubungan bilateral dan politik multirateral diplomasi dalam satu tarikan nafas. Demikian Abdel Monem Said (Alahram online 20/05/20) Dari persfektif kita Indonesia menurut hemat penulis bahwa multirateral diplpmasi yang dilakukan Arab Saudi tersebut sangat positif. Hal itu mengingat unsur multirateral adalah fungsional memadukan
kekuatan dan pada gilirannya menjadi kekuatan nyata.
Terutama menghadapi pertikaian yang
berkepanjangan di kawasan Timur Tengah
Penulis berpandangan bahwa Indonesia sebagai kekuatan Negara berkembang Jakarta 17 Juni 2020 ingin melihat Arab Saudi sebagai negara kaya beperan maksimal. Terutama berkontribusi dalam krisis ekonomi dunia pasca virus Covid 19. Harapan itu menjadi penting karena beimplikasi luas. Tidak hanya bernilai tinggi untuk Saudi Arabia, tetapi juga bagi banyak Negara. Semoga demikialah
Jakarta 17 Juni 2020
*)Penulis adalah Dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA) Jakarta. [Redkasi//Editor : Ersan ]
Bupati Kotawaringin Barat Konfirmasi Perkembangan Wilayahnya, Selengkapnya Klik Video ini
Baca Juga :
Baca Juga :
H. PARIJ ISMETH RINJANI, SH ANGGOTA DPRD, BERSILATURRAHMI KE POSKO INDUK COVID-19 KABUPATEN KAPUAS