Beranda Olahraga & Selebriti *Kami Meliput, Bersama Burung Gereja dan Merpati*

*Kami Meliput, Bersama Burung Gereja dan Merpati*

491
0

JAKARTA (MELAYU POS INDONESIA) – Saat ini banyak pihak ribut soal sepakbola dengan atau tanpa penonton. Semua aspek coba dikupas, bahkan pakar psikologi juga diajak bicara.

Para akhli bisnis berembuk, untuk mencari solusi. Pendeknya tarik-menarik soal bagaimana cara meputar kembali kompetisi Liga-1 terus dikaji.

Saya dan beberapa teman seangkatan, sebut saja: Yesayas (Kompas), Eddy Lahengko (Suara Pembaharuan), Bambang Kendro (Berita Buana), Raden Barus (Sinar Pagi), Barce (Wawasan), Nanang Setiawan (PR), Alfon Suhadi (Suara Karya), Salamun Nurdin (Pelita), dan beberapa lainnya, *kuli tinta Senayan*, begitu kami biasa dijuluki (dulu), saling pandang dan tersenyum (sayang sekarang ad Covid-19, dan sudah menjadi para pensiunan).

Kok tersenyum? Senang atau? _Nggak lebay_, jujur kami prihatin. Tapi, apa yang bisa saya atau kami lakukan?

Sekedar berbagi. Ya, sekedar berbagi kisah. Dulu, selama bertahun-tahun, bangku-bangku stadion kosong bukan persoalan. Ya, bertahun-tahun, kompetisi sepakbola nasional: Galatama dan Perserikatan ( _home tournament_ ) hampir selalu kosong. Penonton hanya terdiri atas pemain kedua tim, keluarga pemain, itu pun tidak banyak, burung-burung gereja, dan merpati liar.

Kisah itu berlangsung cukup lama. Dan, kami terbiasa untuk itu. Kini, semua jadi persoalan……
*MN*[Raden Barus//Editor : Ersan]

1 Keluarga Terpapar Corona, Selengkapnya Klik Video ini

Baca Juga :

USAI PENJEMPUTAN WARGA POSITIF COVID-19, RAMAI RAMAI WARGA JL GANG ABADI KUALA KAPUAS. KAB. KAPUAS KALIMANTAN TENGAH, USULKAN MINTA RAPID TEST

Baca Juga :

WAKIL BUPATI BATANG HARI TUTUP USIA , INNALILLAHI WA INNAILAHI ROJI’UN

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini