M. Nigara Wartawan Sepakbola Senior
JAKARTA, MELAYU POS INDONESIA – MELANJUTKAN tulisan saya sebelumnya, *Mereka Berjasa Untuk PSSI*, sekali ini saya menulis tentang siapa saja mereka yang ada di balik Liga Kompetisi Sepakbola Utama, Galatama. Sekali lagi pula, pasti tidak lengkap dan jauh dari sempurna, untuk mohon saya dimaafkan.
Galatama, adalah satu-satunya dan kompetisi pertama yang dibuat PSSI. Eit, jangan marah dulu, betul Perserikatan jauh lebih tua umurnya, dan sudah bergerak sejak kelahiran PSSI, 19 April 1930.
Tapi, suka atau tidak, meski selalu diberi judul kompetisi, Perserikatan sesungguhnya belum pernah berkompetisi. Judulnya memang Kompetidi 12 besar Perserikatan, tapi, itu sebenarnya adalah _home tournament_. Pertama PSSI biasanya membagi wilayah, dan masing-masing wilayah menghasilkan sejumlah perserikatan dan puncaknya dimainkan di Jakarta. Itu pun dua tahun sekali.
Kompetisi hanya terjadi di setiap Perserikatan. Persija, Persib, Persebaya, dan lain-lain, selalu memutar kompetisi antar anggota, setiap tahun, dab terdapat sedikitnya dua divisi. Di Perserikatan itu sudah terjadi degradasi dan promosi.
*Wartawan*
Tahun 1978, melalui para senior saya, wartawan-wartawan sepakbola, sebut saja: Kadir Yusuf (kolomnis Kompas), Anhar (Kolomnis Merdeka), Sumohadi Marsis, Valens Goa Doi (Kompas), Zuhri Husein (Merdeka), Tabrin Tahar (Olympic), Ardi Syarif (Pos Kota), Syam Lantang (Berita Yudha) tercetus ide untuk membuat kompetisi nasional pertama. Pesertanya klub-klub non-amatir. Ketum PSSI, Ali Sadikin saat itu, menyetujuinya.
Dibantu oleh Sutiyono J. Alis (Sekum), Suparjo Pontjowinoto, Syanoebi Said, Uteh Reza Jahya, Acub Zainal, dan Nabon Noor mematangkannya. Tidak membutuhkan waktu lama, kompetisi yang kemudian diberi nama Galatama itu, resmi dilahirkan.
Catatan: _Galatama sesungguhnya diawali saat Bardosono menjadi Ketua Umum PSSI. Dilanjutkan oleh Bang Ali._
Maka lahirlah klub-klub semi-profesional atau FIFA menuliskannya non-amatir. Dari 18 klub pertama mayoritas milik pribadi. Mudah-mudahan saya tidak keliru:
Arseto, BBSA Tama, Cahaya Kita , Indonesia Muda, Jaka Utama, Jayakarta, Perkesa 78, Pardedetex, Sari Bumi Raya, Tidar Sakti, Niac Mitra, Warna Agung.
Itulah beberapa klub pertama yang menjadi peserta kompetisi Galatama dan menerapkan pola _home and away_.
Sambutan masyarakat begitu luar biasa. Hampir setiap pertarungan, dijejali penonton. Maklum, hampir semua bintang Perserikatan, bermain di Galatama. Pardedetex, (gabungan PSMS Medan), Jayakarta (gabungan Persija), Indonesia Muda (gabungan Persija), Warna Agung (gabungan tim nasional), dan Niac Mitra (Persebaya dan PSM Makasar) adalah klub penuh bintang. Di level kedua ada Tunas Inti, Arseto, dan Jaka Utama yang dimotori pemain-pemain bintang pula.
Sayang, hanya dalam waktu 5-6 tahun, stadion-stadion ditinggalkan para penggemar. Anda pasti tahu, suap adalah penyebabnya. Lalu, di era Azwar Anas, Galatama dibubarkan dan dibuat model kompetisi yang baru,
gabungan Galatama dan Persrtikatan. Dan diberi nama Liga Indonesia.
*Terima Kasih*
Dari perjalanan itu, rasanya PSSI juga wajib bertetima kasih pada para pemilik klu-klub itu. Lepas ada di antara mereka yang berindikasi sangat kuat menjadi bagian dari kisah suap.
Apa yang mereka lakukan perlu dicungi jempol tinggi-tinggi. Bayangkan, mereka mau merogoh uang dari saku pribadi masing-masing. Mereka tak pernah berpikir uang yang jumlahnya sangat besar itu bisa kembali atau tidak. Bagi mereka, berjalannya kompetisi dengan lancar dan terhiburnya masyarakat, menjadi bagian amat penting. Lalu, mempersiapkan para pemain untuk kepentingan tim nasional adalah sasaran utamanya.
Inilah di antara mereka yang rela membelanjakan uangnya untuk sepakbola nasional:
*Alex Wenas* (Niac Mitra), *Junarsono* (Sari Bumi Raya),
*Kaslan Rosyidi* (Cahaya Kita),
*Marzuli Warganegara* (Jaka Utama), *Benniardi* (Tunas Inti), *Benny Mulyono* (Warna Agung)
Sebagai pribadi, saya berharap kita semua, memberikan hormat yang setinggi- tingginya untuk para pahlawan sepakbola. Kita juga berdoa untuk mereka semua agar apa yang sudah mereka berikan menjadi pahala di akhirat kelak. Dan semoga PSSI yang hari ini, Ahad 19 April 2020, genap berusia ke-90, mau juga memberikan sekedar ucapan terima kasih pada mereka semua.
Maju terus sepakbola Indonesia
MPI : (REDAKSI)/EDITOR : ERSAN
PBNU SAMBUT BULAN PUASA, SELENGKAPNYA KLIK VIDEO INI :